Monday, November 19, 2012

[KDrama] I Miss You Episode 2



Episode ini lebih light dari yang pertama. Hubungan pertemanan kedua tokoh utama semakin erat. Bahkan sudah terlihat tanda-tanda saling naksir. Aw. Dan aktng aktor remaja ini beneran yahud. Gampang banget aku jatuh cinta dengan karakter mereka berdua.

Thanks to : dramabeans
 
I Miss You Episode 2



Jung Woo menemukan Soo Yeon bersembunyi di balik permainan luncuran dan meminta untuk menjadi temannya. Gadis itu berujar, "kenapa?" Jung Woo mennjawab ia bisa menarik kata-katanya kembali dan berlari pergi.

Khawatir Jung Woo serius dengan ucapannya, So Yeon mengejarnya. Ia menemukan Jung Woo sedang memanjat pagar rumah orang dan mencuri penjepit jemuran. Jung Woo menjepitkan benda itu ke rambut Soo Yeon agar wajahnya terlihat jelas, "ah, jadi begini wajahmu yang sesungguhnya."



Ia meminta Soo Yeon untuk memakainya terus mulai sekarang, "Aku tak akan pura-pura tak mengenalimu lagi. Maafkan aku."

Soo Yeon sudah akan menangis, saat kemudian angin mulai menerpa. Jung Woo dengan manisnya merentangkan tangan menghalangi angin itu mengenai Soo Yeon. Menyuruhnya untuk tak menangis lagi. Aw, cute, kalau aku sih udah salah paham minta dipeluk itu.

Gadis itu akhirnya tersenyum. Ketika mereka berjalan, Soo Yeon mengikuti langkah Jung Woo. Dan JUng Woo menggodanya dengan berlari agar gadis itu mengejarnya.



Ibu Soo Yeon menangis setelah berkelahi dengan para ahjumma di depan rumahnya. Ibu-ibu itu tak bisa menyalahkannya, dialah yang menjebloskan pria (suaminya) itu ke penjara.



Detektif Kim yang juga berada di rumah itu menggelengkan kepala. Sambil berlutut ia minta maaf, "pembunuh sebenarnya.. telah ditangkap". Ibu Soo Yeon terkejut tak percaya. Detektif Kim benar-benar menyesal.



Joonie mengintip di jendela, tangannya memegang mangkok siap memecahkan kaca. Ia mengurungkan niatnya saat melihat Soo Yeon lewat, kali ini dengan Jung Woo di belakangnya. Entah Joonie pernah bertemu Jung Woo atau tidak kendati mereka keluarga.

Rumah Soo Yeon hanya berjarak beberapa pintu. Ia menunjukkannya pada Jung Woo yang setuju bahwa rumah gadis itu sangat kecil. Ia menambahkan kalau rumahnya sangat besar, "Sangat besar sampai-sampai angin masuk kedalamnya, dan membuatku menangis. Bukan karena aku sedih, aku menangis karena angin melewati mataku." kata Jung Woo menirukan Soo Yeon. Ia berkata sungguh-sungguh.

Hye Mi sang perawat menyelinap masuk ke kamar Joonie di rumah presdir. Ia mengeluarkan tas besar penuh berisi uang tunai dari dalam piano. Ia merasa ngeri mengingat perintah ibu Joonie untuk menculik Jung Woo.



Segera setelah ia sampai di rumahnya membawa tas besar itu, presdir sudah menunggu di dalam ruang tamunya. Presdir mengancamnya, mengira Hye Mi tahu keberadaan Joonie dimana. Namun ia kemudian pergi tanpa menanyakan tas besar yang dibawa-bawa Hye Mi. Fiuh.

Soo Yeon menemukan ibunya dikeluarkan dari sebuah restoran, mabuk dan berteriak-teriak seperti biasa. Ia terjatuh di tengah jalan, menangis meratapi nasib suaminya yang ternyata tak bersalah, tapi tetap saja mati sebagai seorang pembunuh. Soo Yeon tak tahu ini, ia berjanji pada ibunya untuk menjadi anak baik untuk menebus kesalahan mereka. Aw :'(



Keesokannya Jung Woo berlari ke sekolah, ia sudah menyiapkan jepit rambut untuk Soo Yeon. Saat ia menemukan bangku dan meja gadis itu diberi lem dan cat oleh para murid yang membencinya.Yang waktu itu memukuli Jung Woo usai pertandingan basket.



Soo Yeon datang tepat saat Jung Woo menantang untuk perkelahian lanjutan. Murid laki-laki itu memperingatkan kalau guru mereka sebentar lagi datang. Dan Soo Yeon menggunakan kesempatan itu untuk 'menakuti' murid usil itu, dan memeluknya.



Guru itu mengomeli si murid usil karena telah berpacaran. Jung Woo tertegun.

Mereka menghabiskan waktu di kelas dengan mengintip satu sama lain. Tapi Jung Woo tak berhasil bertatap muka. Ketika kelas bubar, ia berhasil mengajak Soo Yeon dan bertanya apa yang terjadi—bukannya mereka setuju untuk menjadi teman?



 Soo Yeon berkata kalau semua orang disini membencinya dan tahu anak siapa dia, mereka bisa berteman diluar sekolah, tapi tak disini, "teman rahasia". "Omong kosong", timpal Jung Woo. Tapi gadis itu bersikeras.

Saat makan siang,  murid-murid yang nakal itu melempari Soo Yeon dengan karton bekas susu, menyebutnya "membuang sampah di tempat sampah". Dan siapa yang berhasil memasukkan, akan mendapat uang. Jung Woo melihat hal itu geram dan bangkit dari tempat duduknya, tak peduli peringatan Soo Yeon. Tetapi Soo Yeon lebih dulu bertindak.



Ia memunguti karton susu itu, dimasukkannya ke tempat sampah. Dan membagikannya kembali karton-karton susu itu pada mereka. Jung Woo melihatnya terkagum-kagum. Gadis itu maju ke depan kelas (dengan wajah gloomy dan rambut menutupi wajah khas dirinya) menaruh tong sampah di atas meja. Jung Woo melempar karton susunya dengan tepat,  tersenyum dan mengambil uang taruhan.

Jung Woo berteriak, "Hey, Lee Soo Yeon, kau tak ikut?" Soo Yeon mendelik, mereka tak boleh akrab di sekolah. Jung Woo tak peduli dan melambai-lambai kan uang di tangannya, "Waktunya jajan."



Mereka berdua duduk di luar sambil dilihati seluruh kelas, ia protes kalau ia mau menjadi teman rahasia saja. Kata Jung Woo, "Aku tak mau." Dan ia menarik Soo Yeon untuk duduk di sebelahnya, sampah-sampah mulai menghujani mereka dari atas. Soo Yeon berkata, "sekarang kau menjadi orang buangan juga."




Jung Woo berkata ia tak pernah mendengar orang buangan diantara teman, dan mengingatkannya bahwa Soo Yeon sendiri yang bilang kalau dia hanya butuh seorang teman. Ia juga berkata kalau ia baik-baik saja, dan akan mengabaikannya jika keadaan memburuk. Itu cukup membuat Soo Yeon lega dan melunak.

Di perjalanan pulang, Jung Woo menggoda Soo Yeon kalau gadis itu marah karena cemburu, sekarang karena ia lebih terkenal darinya. Dan memintanya untuk membuang kertas di balik punggung Jung Woo. Bertuliskan perintah nomer 27 dan nomer 41 untuk enyah. Bahwa sekarang Jung Woo pacaran dengan anak seorang pembunuh.

Soo Yeon mendesah, apa yang harus ia lakukan terhadap Jung Woo. Saat kemudian ia mendengar ledakan yang keras. Mereka berlari menghampiri.



Sebuah kebakaran, di rumah dimana Joonie terjebak. Pintunya masih terkunci dari luar, Jung Woo meraih sebuah batu bata untuk membukanya. Joonie melompat keluar terjatuh diatas tubuh Jung Woo. Bocah itu berusaha lari sambil ketakutan.



Jung Woo menghentikannya, ia meliat kaki bocah itu penuh darah. Ia meraih Joonie yang meronta dan tak sengaja menarik kalung di leher bocah itu, mempatahkannya jadi dua. Ia bilang pada Soo Yeon kalau Jonnie terluka. Soo Yeon berusaha menangkapnya namun bocah itu melawan.

Akhirnya Jung Woo bangkit dan menggendong Joonie, yang menendang dan berteriak-teriak. Mereka melarikannya ke dokter terdekat, yang tak percaya melihat luka separah ini baru dibawa berobat. Sama deh dok.



Jung Woo menelepon ibu tirinya dan memohon untuk datang membantunya sekali ini, tetapi ibu tirinya menyuruh untuk pergi dari sana sebelum ia harus bertanggung jawab atas apapun. Sang ayah merampas telepon itu dan berkata akan mengirim seseorang kesana. Waduh.

Di saat yang sama perawat Hye Mi mendapat telepon tentang kebakaran dan berusaha menyelinap keluar, jangan sampai tertangkap anak buah presdir Han. Namun ketika sampai di tempat dokter tadi untuk mencari Joonie, Jung Woo lah yang ia lihat berdiri didepan tempat itu.




Ia mengenali Jung Woo dari foto keluarga Han dan bersembunyi. Ia melihat Jung Woo menunjukkaan kalung yang patah milik Joonie pada Soo Yeon. Di belakang kalung itu tertulis, Untuk Joonie, orang yang paling kusayang di dunia ini -Mom." Dan yang menggantung di sisi lain dari kalung itu, sebuah kunci. Tada.

Joonie terbangun, mencari-cari ibunya. Namun saat membuka mata, Soo Yeon lah yang duduk di sebelahnya. Ia panik menyadari kalung yang tak lagi di leher, Soo Yeon memberikan kalung yang pecah itu.



Soo Yeon memperkenalkan diri sebagai, "unni", mengira Joonie sebagai laki-laki. Joonie menggumam, "Bodoh. Aku bukan perempuan." Soo Yeon memberitahu namanya. Hanya sampai situ karena Hye Mi keburu masuk, mendorong Soo Yeon dan membawa Joonie pergi.

Soo Yeon dan Jung Woo mengejar taksi yang membawanya, dan Joonie merengek ingin dibawa ke ibunya. Hye Mi membentaknya, berkata kalau ia sudah mempertaruhkan segalanya, :Kau tahu kau tadi bersama siapa? Dia itu anak Han Tae Joon!" Joonie melihat ke arah mereka.

Presdir Han marah karena kehilangan jejak Hye Mi, ia mengusir anak buahnya saat Jung Woo tiba di rumah.  Ibu tiri menyuruhnya untuk tak mengganggu kemudian mengeluh melihat luka di tangan Jung Woo.



Ibu tiri mengeluh kalau dirinyalah yang akan disalahkan atas tindakan Jung Woo. Jung Woo bertanya bagaimana kalau sekarang mereka mengakrabkan diri saja. Karena mereka akan bertemu tiap hari.

Wanita itu menyebut Jung Woo serakah karena sudah memiliki segalanya tapi masih menginginkan dirinya. Ia tak masu disalahkan, ayahnyalah yang membuatnya seperti ini. Bener juga sih ya.



Soo Yeon tiba di rumah saat ibunya tiba-tiba memutuskan mereka tak bisa hidup seperti ini lagi. Ibu mulai mengepak barang-barangnya dan bilang kalau mereka akan pindah ke rumah Detektif Kim. Soo Yeon protes tak setuju. Tetapi ibunya tak bisa menghidupinya, apa yang akan mereka lakukan? Memanfaatkan kesalahan Detektif Kim untuk keuntungannya?



Esok paginya, mereka berdiri di halaman rumah Detektif Kim. Sementara anak gadi detektif itu, Eun Joo menuduh ayahnya sudah melupakan mendiang ibu, membawa pacar beserta anaknya pindah kemari. Detektif Kim bersumpah bukan seperti itu, Eun Joo tak percaya. Ibu Soo Yeon berkata kalau kepindahannya hanya sampai Soo Yeon cukup umur, dan dia akan memasak untuk kedua anak gadis.

Detektif Kim merasa tak berdaya. ia menyarankan jika saja ibu Soo Yeon memberitahunya dulu, ia akan mencarikan apartemen atau sesuatu. Namun ibu bahkan tak memberinya kesempatan untuk menolak.



Wanita itu juga menambahkan kalau perihal suaminya tak bersalah biar tetap menjadi rahasia antara mereka. Aku lihatnya antara sebel dan ngakak. Si ibu belum apa-apa udah main perintah di rumah orang. Dan Pak Kim juga lucu, orangnya baik tapi ga berdaya.

Sementara itu, Jung Woo panik menemukan rumah Soo Yeon kosong. Pemilik kontrakan memberitahu kalau mereka pergi tengah malam. Ia menuju playground dengan murung.




Namun Soo Yeon berada disana, duduk diatas ayunan. Bermain air di bawahnya sambil menggumam "dia datang..dia takkan datang.." kegemarannya. Jung Woo senang melihat gadis itu. Ia bertanya apa ia juga akan pindah sekolah. Soo Yeon menjawab, "haruskah aku pindah?" ia tak bilang bagaimana ia memohon kepada ibunya untuk tak pindah sekolah.



Soo Yeon berkata kalau jepit jemuran pemberian Jung Woo adalah hadiah yang pernah ia dapatkan sumur hidup. dan ia punya hadiah untuk Jung Woo, tetapi akan memberikannya saat hari sedang hujan.

Jung Woo menemani Soo Yeon pulang kerumah, dan bertanya tentang keluarga barunya. Ia menjawab ada seorang gadis seumuran mereka. Jung Woo tak mau diabaikan kini saat Soo Yeon punya teman baru.

Mereka duduk di tangga depan rumah, Jung Woo menyentuh kaki Soo Yeon, bertanya apa tak kedinginan, gadis itu malu. Jung Woo menunjukkan semua luka yang ia dapat, di punggung, kaki dan menggoda Soo Yeon dengan membuka sabuk celananya, gadis itu terbelalak.



Melihat itu, Soo Yeon menunjukkan luka di kaki yang ia dapat saat lari dari kejaran sang ayah. Ia menginjak kaca di salju dan tak merasa sakit karena saat itu dingin sekali.

"Tapi anehnya, walau sudah sembuh, aku merasa sakit tiap kali melihatnya."



Jung Woo mndengarkannya, tangannya meraih kaki Soo Yeon dan menutupi luka panjang itu, "Kau tak melihatnya sekarang, tak sakit lagi kan?" Tangannya yang lain dilambaikan ke depan wajah Soo Yeon, seakan mengucap mantra, "Semua kenangan buruk terhapus! Kau bisa membuat kenangan baru sekarang—kenangan yang baik."




Mereka terganggu oleh kedatangan Eun Joo. Putri polisi itu bersikap preman dan jahat pada Soo Yeon. Sampai Jung Woo muncul di belakang Soo Yeon. Eun Joo terkesiap, dalam hati ia takjub melihat seorang pria bisa mempunyai suara begitu manis. Saat Jung Woo mendekat, dalam hatinya, "jangan senyum, jangan senyum, jangan senyum..." Jung Woo tersenyum. Eun Jo lemas hahah.

Presdir Han memeriksa kamar dimana Joonie disembunyikan, anak buahnya menginformasikan bahwa Jung Woo yang telah menyelamatkan bocah itu dan membawanya ke rumah sakit di hari kejadian.

Presdir terkejut mendengarnya. Anak buahnya sekali lagi menginfokan kalau Jung Woo sepertinya tak tahu hubungan keluarga mereka dan cuma kebetulan sedang didekat sini saja.



Anak buah presdir Han sepertinya seorang agen ganda dan melapor pada ibu Joonie. Entah dia bekerja pada dua orang itu masih belum jelas. Pria itu berjanji akan menyelamatkan Joonie dan sang ibu, tetapi wanita itu tak begitu saja percaya.

Pria itu memperingatkan kalau kaki Joonie takkan bisa diselamatkan jika terus-terusan bersembunyi, dan sang ibu menganggap itu hanya gertak sambal. Ia menyuruhnya menyerah saja sebelum kehilangan Joonie, namun wanita itu tak bergeming.

Sementara itu perawat Hye Mi menyembunyikan sebuah koper di loker stasiun dan memaksa Joonie untuk menenggak obat. Bocah itu ingin bertemu ibunya, wanita itu berkata kalau hidup mereka berdua bukan lagi di tangan presdir Han—tapi di tangannya. Pengkhianatan?



Dan seorang pria mengambil koper di loker tadi (partner Hye Mi). Hari berikutnya pria yang sama mengamati Jung Woo di depan sekolahnya.



Jung Woo menemani Soo Yeon pulang naik bus. Ia menagih hadiah yang dijanjikan gadis itu, tetapi Soo Yeon tertidur. Jung Woo mendekati wajah gadis itu memaksanya untuk diberikan hadiahnya, tepat saat bus itu mendadak mengerem...



...membuat mereka ciuman (wow, harus ya adegan macam ini di drama :p). Jung Woo tertegun, Soo Yeon bahkan tak sadar. Ia mengedip-ngedip masih tak bergerak, dan segera kembali duduk tegap saat Soo Yeon terbangun.

Gadis itu menoleh terbelalak, Jung Woo mengelak, "Bukan aku!" tetapi Soo Yeon menyuruhnya turun, disini seharusnya mereka berhenti.

Mereka berjalan menuju rumah Soo Yeon, Jung Woo menghindar, gadis itu bertanya apa ia marah. Akhirnya Soo Yeon berdiri di depan Jung Woo, pria itu terbelalak, pandangan terhadap gadis itu tiba-tiba berubah.

Ia memutar tubuh Soo Yeon agar tak melihatnya. Penasaran, Soo Yeon bolak balik menghadapi wajah Jung Woo yang grogi.



Mereka berlari, dan terhenti di depan tiang lampu yang berkedip menyala saat mereka lewat. Soo Yeon menghitung, dan sesaat kemudian lampu itu mati lagi. Ia pikir itu menyeramkan, tapi benda itu terus seperti itu dan tak ada yang memperbaikinya. Ia tak cukup tinggi untuk meraih lampu itu.



Mungkin Jung Woo bisa meraihnya dan ia meraih lampu itu dengan bantuan bahu Soo Yeon sebagai pegangan. Saat itulah Soo Yeon juga merasakan hal lain terhadap Jung Woo.

Jung Woo memutar bola lampu itu dengan benar, kemudian ia menoleh ke bawah. Kedua mata mereka bertemu, mereka terdiam membeku.



Seseorang melihat mereka. Detektif Kim. Ia mengintip di pojok jalanan itu dan dari perspektifnya, mereka berdua terlihat seolah ciuman. Dan Jung Woo matikan bola lampu itu.

 Detektif Kim lari mendatangi mereka layaknya polisi yang menangkap basah seorang krimina. Menyeret Jung Woo sambil menarik kupingnya. Haha

Namun penguntit itu juga berada disana, mengamati mereka dari jauh.

Jung Woo duduk di depan meja makan dengan gugup. Ibu Soo Yeon mengamatinya, kagum. Kemudian Detektif Kim membawa kedua gadis keluar dengan memakai sweater yang sama. Aw, cute ahjussi. Eun Joo protes, tapi sang ayah memaksanya. Merka semua duduk untuk makan malam.



Eun Jo mengklaim tempat duduk di sebalah Jung Woo sebagai miliknya dan bersikap sok manis. Sang ayah memperingatkan anak gadisnya agar punya sopan santun sedikit. Dan ia melanjutkan ceramahnya terhadap Jung Woo tentang hormon dan bagaimana ia dulu tak pernah melirik cewek sampai berumur 20.



Eun Joo segera mengoreksi, bahwa ayah dan ibu bertemu di sekolah menengah bahkan sudah berciuman. Kata ciuman membuat Jung Woo tersedak. Saat Detektif Kim menangkap Jung Woo sedang melirik Soo Yeon, ia menyeret Jung Woo (telinganya ditarik lagi) keluar.

Di luar, Detektif Kim didorong ke tembok. Weee? Hanya saja itu sebuah akting dan mulai mengajari Jung Woo berkelahi layaknya seorang pria sejati. Ia juga mengajari perilaku baik yang seharusnya sampai bagaimana kalimatnya. Lucunya Jung Woo terlihat belajar keras darinya.



Soo Yeon duduk di tangga melihat tingkah para lelaki. Eun Joo ikut duduk disana dan bertanya-tanya apa ini payung yang dibicarakan ibu di makan malam tadi. Soo Yeon merampas payung itu dan berkata kalau ia tak bisa memiliki benda itu. Eun Joo bertanya, kalau ia tak bisa memiliki itu, bisakah ia memiliki Jung Woo?

Eun Jo penasaran apa yang dilakukan Soo Yeon sampai membuat seseorng seperti Jung Woo naksir padanya. Soo Yeon menggelengkan kepala tak tahu. Benar kata Eun Joo, ia menyukai Jung Woo dan mungkin pria itu hanya merasa kasihan padanya.



Namun Eun Joo bukan seorang gadis yang jahat., saat ia melihat reaksi Soo Yeon, ia merangkul dan menghiburnya. Bagaimanapun, mereka kan anak seorang polisi. Aww sweet dan melegakan. Hidup gadis itu sudah cukup menderita hehe.

Ibu melihat pemandangan itu dengan senyum pahit dan duduk di sebelah Soo Yeon. Ia mendekat dan bilang kalau sweaternya terlihat lebih cantai kalau ia pakai. Mungkin ini hal pertama yang pernah dikatakan ibu padanya, dan ia tersenyum bahagia. Ibu menyuruhnya bergabung dengan yang lain.



Detektif Kim menyuruh mereka menyerangnya dan merampas jepit rambut a.k.a jemuran dari rambut Soo Yeon. Mereka bermain di luar layaknya sebuah keluarga bahagia.

Adegan tadi berubah. Terlihat Soo Yeon duduk sendirian di tangga. Menulis sebuah kata di dinding. "Aku merindukanmu." I Miss You. Kemudian ia menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Jung Woo, versi dewasa.



Jung Woo: "Kau tersenyum? Aku sangat marah. Sangat marah sampai hampir gila. Aku akan menunggu saja hari ini. Hanya hari ini."

Dan terlihat Jung Woo duduk disana sendirian, Soo Yeon hanya bayangan, yang sekarang hilang. Air matanya tumpah, "Mungkin aku sungguh akan menjadi orang yang gila."



I Miss You Episode 2 END

3 comments:

  1. menanti episode 3 nya ^^

    ReplyDelete
  2. OMG,,, baca sinopsisnya adah udah keren gini, apalgi nonton dramanya,,, cerita baguss bnget,,, :) jungwoo kerennn bangettt :*

    ReplyDelete
  3. keren banget filmnya neehh,..ampe nangis nontonnya..
    I love Han Jung Woo,..<3

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang post ini?