Tuesday, November 13, 2012

[KDrama] I Miss You Episode 1



Drama dengan cast yahud-yahud. Bukan hanya versi dewasa yang dimainkan JYJ Park Yoochun (Rooftop Prince, Sungkyunkwan Scandal) dan Yoon Eun Hye (Goong, Coffee Prince), tetapi nama Yoo Jin Goo (Moon Sun) dan Kim Soo Hyun (Moon Sun, Rooftop Prince) juga yang membuatku tertarik. Yoo Seung Ho (Arang and The Magistrate) juga tak ketinggalan. Tetapi foto-foto dan poster penuh wajah pilu membuatku aku khawatir drama ini akan jadi membosankan.

Aku bukan penggemar berat melodrama penuh air mata kecuali drama itu memiliki nilai yang sangat menonjol yang bisa bikin aku tertarik. Dan mengejutkannya, episode pertama cukup menjanjikan untuk jadi tontonan yang tak membosankan. Apalagi sutradaranya cukup oke (Thank You dan beberapa drama apik lain).

Jadi, it might a worth a look. Here's the pilot.

thanks to : dramabeans

I Miss You Episode 1


Seorang gadis terlihat berjalan di sebuah gang, kepalanya menunduk, rambut panjang menutupi sebagian wajah. Ia waspada. Atau takut? Sebelum masuk ke dalam rumahnya ia menoleh ke kanan kiri gang itu, seakan bisa saja sesuatu tiba-tiba mengikuti di belakangnya. Gadis ini Lee Soo Yeon (Kim So Hyun, Yoon Eun Hye muda).



Ia memasuki rumah saat mendengar bunyi-bunyian. Curiga, pelan-pelan ia membuka pintu geser, "Ibu?" ia bertanya seakan memastikan diri bahwa suara tadi ditimbulkan oleh sang ibu. Seseorang tiba-tiba menyergap mulutnya dari belakang, pria itu menyuruhnya diam, "Ada orang di luar."

Pria itu mengancamnya, bertanya keberadaan ibunya. Gadis itu menjawab tak tahu sambil sesenggukan. Dengan kasar, pria itu membanting si gadis ke lantai, menutupinya dengan selimut.

Di luar terlihat seorang wanita setengah baya takut-takut mengintip jendela rumah. Apa ini ibunya yang dicari itu? Tapi kenapa tak membantu anaknya yang berteriak kesakitan dipukuli kalau begitu? Pria di dalam terlalu membahayakan. Pria itu terus memukuli  Soo Yeon secara brutal. Ia menyeringai, "Sakit ya? Kau bahagia saat aku tak ada, kan?" Jadi otang ini Ayahnya? Wew.



Tak lama, terlihat pria itu duduk di sebelah anaknya yang masih ketakutan dibalik selimut, meminum soju. Seorang pria lain masuk dan menyebut pria itu sebagai Lee Taesoo. Ia memukul pria itu dengan botol soju, namun pria yang baru datang itu siap dengan serangan dan mereka berkelahi sesaat sebelum pria kriminal itu berhasil dibekuk. Ternyata pria yang baru masuk itu seorang polisi, memborgol Taesoo sambil menyebut tindak kejahatannya. Kriminal itu diseret keluar oleh polisi lain sambil berteriak, "Aku tak membuanuhnya!"

Baru saat itulah Detektif Kim (Jeon Gwang-ryul), polisi itu, menyadari keberadaan Soo Yeon dibalik selimut, hampir tak sadar sambil terus menggumam, "Aku bersalah", kalimat yang ia terus katakan saat dianiaya tadi.



Ibu lah yang telah menghubungi polisi untuk datang. Detektif Kim membopong Soo Yeon keluar dan bilang pada ibu kalau anaknya terluka. Ibu menjawab, "Itu tak akan membunuhnya," dan segera masuk ke dalam rumah. WTH ibu macam apa ini. Polisi itu juga sama terkejutnya, dan memanggil wanita itu sekali lagi. "Kalau kau begitu khawatir, kenapa tak kau saja yang merawatnya?" jawab Ibu. Ckckck.

Di layar tertulis bahwa saat itu musim panas tahun 1997. Kemudian, sebuah montase menuju beberapa tahun ke depan diperlihatkan.

Terlihat sesosok mayat (mayat wanita sepertinya) tergeletak di sebuah para-para. Seorang pria menangis di sebelahnya. Lakon pria kita berlari menuju lakon wanita yang terlihat kebingungan, mereka berpelukan. Terdengar sirine polisi mendatangi.



Lakon pria itu menodongkan senjatanya, meraih tangan lakon wanita yang berdarah-darah dan mengajaknya pergi. Terlihat wajah dari pria yang menangis tadi (Yoo Seung Ho). Terdengar tembakan, lakon pria kita terjatuh dengan luka tembak di pelipisnya. WTH, shows. Drama apa yang akan kutonton ini?



Lakon kita berbaring, air mata mengaliri pipinya.

Musim Gugur 1998. Di sebuah sekolah menengah di Amerika. Han Jung Woo (Yeo Jin-gu, young Park Yoo Chun) harus menghentikan permainan footbalnya karena mendapat kabar menyenangkan: Ayahnya datang.



Jung Woo berlari dengan senyum lebar. Tetapi senyuman itu seketika menghilang saat yang ia temui di kamar dormnya bukan sang ayah, tapi asistennya. Ayah selalu sibuk dengan urusan perusahaan. Keluarga Jung Woo tinggal di Korea dan sang ibu menginginkan ia ikut tour di Ivy League, meski ia masih berumur 15 tahun.



Tetapi pada akhirnya, di bandara Gimpo lah ia berada sekarang, membuat terkejut tak hanya ibunya, pun asisten yang ia buntuti. Jung Woo terlihat tak begitu menyukai ibunya, kendati ia bersikap sopan tapi tak begitu peduli. Mereka semua sedang dalam perjalanan menemui sang ayah untuk pertama kali selama 6 bulan.

Saat mobil mereka menuju ke penjara, Jung Woo menangkap sosok Soo Yeon di jalan, kepala menunduk seperti biasanya. Keberadaan gadis itu menarik perhatiannya.



Mereka tiba untuk menjemput sang ayah, yang entah terlibat kejahatan yang berhubungan dengan bisnisnya. Sang ibu, Mi Ran berjalan membelah para wartawan yang meburunya dengan pertanyaan. Jung Woo disuruh untuk menunggu saja di mobil, melihat ayahnya keluar dan duduk di kursi roda, ia keluar dan berlari ikut naik ambulan yang sudah menunggu.

Sementara Ibu Soo Yeon mendatanginya di luar berkata, "Sudah berakhir, ayo pergi." Soo Yeon melihat sebuah mayat diangkut ke ambulan lain (mayat ayahnya yang dieksekusi).



Ayah Jung Woo, Han Tae Joon adalah orang yang galak, keberadaan Jung Woo di ambulan mengganggu dan tak disambut dengan baik. Ternyata keadaan sang ayah yang di penjara disembunyikan dari Jung Woo. Ibunya tiba-tiba bersikap baik dan memegang tangan Jung Woo dan membelanya, bahwa ia sudah cukup besar untuk mengetahui keadaan keluarga.

Han Tae Joon menyuruh keluarganya pulang, dan pergi ke arah lain. Ke sebuah mansion besar, dimana seseorang diangkut di atas usungan, seorang wanita berteriak protes. Pria sakit yang diangkut tadi adalah presiden perusahaan, dan wanita itu adalah istri barunya, Kang Hyun Joo. Ia membentak akan menelepon polisi karena jika terjadi sesuatu pada presdir, Han Tae Joon adalah pembunuhnya.



Kedua orang itu terlihat sekali saling membenci. Tae Joon mencemooh, "Apa? Jadi sekarang kau mau menyingkirkanku dengan tuduhan pembunuhan?" Ia merasa ia telah digigit oleh anjing yang sudah jinak, menuduh wanita itu mencuri uangnya saat ia tak ada.

Sampai sini, kalian harus bener2 fokus pada tiap karakter ya, aku aja udah mulai pusyiang.

Wanita itu berkata untuk menyruhnya berhenti memperlakukannya seperti anjing, "Aku melahirkan anak dari ayahmu." Jadi, Tae Joon menganggap wanita ini pengeruk harta ayahnya, dan gara-gara wanita itu jugalah ayahnya ambruk. Wanita itu berarti nenek tiri Jung Woo. OKe.

Han Tae Joon mengancam, "Demi anakmu, sebaiknya kau jangan membikin aku marah." Wanita itu goyah mendengarnya. Tae Joon menyeringai, "belum mati."



Dengan ketakutan ia berlari menuju kamar anaknya, "Joon ah.." tetapi yang ia dapati hanya dua anjing menyalak padanya. Dor. Seekor anjing terkapar ditembak Tae Joon, ia berkata mengamcam, "Kau pikir siapa berikutnya? Mana uangku?"

Hyun Joo diseret oleh body guard Tae Joon. Mereka melihat ke dalam kamar, bocah yang dipanggil tak ada, hanya jendela pecah dengan darah menetes di kaca pecahannya, bocah itu kabur. Tae Joon memerintahkan anak buahnya untuk segera mencari.



Bocah itu adalah Kang Hyung Joon (Yoo Seung Ho kecil a.k.a paman Yoo Chun secara teknis), berjalan terpincang-pincang karena luka di kakinya. Salakan anjing membuatnya harus tetap bergerak, saat kemudian seseorang menyergap mulutnya.



 Di pinggir sungai, Soo Yeon dan ibunya berada. Sang ibu membuang abu suaminya ke air. Soo Yeon setengah melamun, "Dia akan datang... di tak akan datang..." Ibu membantaknya, apa tak ada kata-kata terakhir untuk almarhum ayah. Soo Yeon berkata, "Ayah tak akan datang lagi kan? Semuanya telah berakhir kan?" Ibunya berteriak marah, memaki-maki sang suami dan menangis. Detektif Kim (yang membopong Soo Yeon waktu itu) melihat mereka dari kejauhan.



Ibu Soo Yeon mabuk saat makan malam berdua dengannya. Merayakan hidup barunya tanpa suami, pengunjung warung bergosip di belakangnya, bagaimana suaminya sudah membunuh seorang anak kecil. Tingkah ibunya yang heboh membuat orang-orang melihat, ibunya menyuruh Soo Yeon cuek.

Jung Wo tak bisa tidur, ia merasa bosan dan jalan-jalan keluar rumah. Sebuah suara bekeriat-keriut di tengah malam membuatnya waspada. Ia sampai di sebuah playground melihat Soo Yeon melamun bermain ayunan. Jung Woo mengenalinya dan ikut bermain di sebelahnya, "Ah, jadi kau kelihatan seperti ini."



Soo Yeon terbelalak, Jung Woo tersenyum dan memperkenalkan diri. Soo Yeon menebak Jung Woo pasti tahu siapa dirinya karena semua orang menggosipkan keluarganya. Tak tahu apa-apa, Jung Woo bertanya apa ia seorang terkenal?

Soo yeon berjalan pergi, Jung Woo memanggilnya, "Seragam merah! Gadis terkenal!" dan, "Lee Soo Yeon!" ia tahu dari badge nama di seragamnya. Soo Yeon berhenti dan kembali ke playground. Jung Woo menebak-nebak— jadi siapa dia?

Ketika hujan mulai turun, Jung Woo berteduh di bawah permainan luncuran, menyuruh Soo Yeon mengikutinya. Alih-alih gadis itu menyuruhnya menunggu dan berlari pulang. Sambil mencari-cari payung, dirumahnya ia bersemangat cerita pada ibunya tentang seorang anak aneh yang tahu namanya, ia tersenyum-senyum.




Soo Yeon menemukan payungnya, berlari kembali ke playground, memberikannya pada Jung Woo. Ia berterima kasih dan berjanji akan mengembalikannya besok, "kau akan kesini besok?" tanya Soo Yeon. "Aku harus mengembalikan payungnya kan." jawab Jung Woo ><

Keesokan paginya Soo Yeon bergegas keluar, berhasrat akan bertemu lagi dengan Jung Woo. Saat ia melewati sebuah rumah, sebuah mangkok melayang keluar dari jendela kaca yang pecah. Ia melihat seorang anak kecil yang sepertinya berusaha untuk keluar. Ia bersembunyi dibalik selimut saat Soo Yeon mengintip. Ia tak berkata apa-apa, dan Soo Yeon menyadari gembok yang terkunci di pintu rumah itu.




Han Tae Joon diberi kabar kalau tak ada tanda-tanda dari bocah yang kabur. Hyun Joo terus saja mengajukan pertanyaan padanya, Tae Joon setuju untuk membuat perjanjian, syaratnya: bocah itu kembali dan ditukar dengan uang yang telah dicuri. Ia memberi perintah anak buahnya, "Bawa bocah itu kesini, walau hanya menjadi mayat." Peringai jahat Tae Joon untunya gak menular ke anaknya ya. Dan untunglah selama ini ia belajar di luar negeri.



Jung Woo bersiap mengembalikan payung itu, tetapi adiknya Ah Reum merengek minta ikut. Ibu tirinya menghentikan Jung Woo, memberitahu kalau kakeknya telah meninggal. Berita itu tak membuat sedih Jung Woo karena ia tak pernah bertemu sang kakek. Tapi jelas ia terkejut.

Soo Yeon tiba di playground dan menunggu sambil mempermainkan air bekas hujan, "ia datang.. ia takkan datang.."

Sayangnya Jung Woo terjebak di pemakaman sang kakek sementara ayahnya pergi ke suatu tempat mungkin berlaku jahat lagi. Ibu tiri bicara dengan Presdir Han (ayah Jung Woo, setelah sang kakek meninggal berarti posisi itu diambil olehnya) di telepon, terlambat menyadari Jung Woo yang mencuri dengar percakapannya. Jung Woo penasaran, ia diberitahu kalau ayahnya pingsan, tapi tak dibawa ke rumah sakit. Kenapa?



Jung Woo bertanya apa yang dilakukan ayahnya. Ibu tiri menjawan dengan tajam bahwa ayahnya masuk penjara untuk melindungi uangnya: "Cuma itu yang ayahmu ketahui."  Jung Woo marah dan menyuruh untuk tak menyebut dirinya ibunya. Ibu tiri menjawab kalau sebaiknya Jung Woo kembali ke Amerika karena ia juga tak suka melihat ia ada disini.

Presdir Han berada di rumah sakit, tempat Hyun Joo dirawat. Wanita itu sudah mengira bahwa presdir Han tak tahu keberadaan anaknya, dan semua itu hanya gertakan saja.



Presdir Han membentak, kalau dirinya tak bisa mendapatkan uang itu, berarti siapapun juga tak bisa. Mendengarnya, Hyun Joo bilang kalau presdir sebelumnya memberikan uang itu padanya. Ia tak mencurinya— itu untuk melindungi Joonie dari presdir Han. "Jika terjadi sesuatu pada Joonie, kau tak akan mendapat uang itu sepeser pun."

Itu membuat presdir Han berpikir bahwa bocah itu yang membawa uang tersebut, dan segera memerintah anak buahnya untuk menemukan Joonie. Saat ia pergi, seorang perawat menuju ke kamar itu, dia adalah perawat presdir yang sebelumnya. Dan dia merupakan wanita kepercayaan Hyun Joo. Perawat itu sengaja menumpahkan cairan kuning ke tempat tidur sebagai alasan untuk menyingkirkan body guard yang mengawasi.



Perawat itu, Hye Mi memberitahu bahwa Joonie bersamanya. Ia ketakutan dan menyarankan agar diberikan saja uang itu pada presdir Han. Namun Hyun Jo menyambar, "Presdir sudah meninggal. Sekarang satu-satunya yang bisa ia percaya adalah uang itu." Tanpa uang itu, mereka semua akan mati.

Hyun Joo memberi perintah, "bawa anak Han Tae Joon." It's eye for an eye.

Presdir Han menemukan anaknya terkantuk-kantuk di pemakaman. Ia membawanya pergi untuk dinasehati. Membolos sekolah dan terbang ke Korea semaunya, "Cuma kali ini kumaafkan. Camkan itu."



Jung Woo setuju, dan bertanya apa ia boleh pulag saat liburan. Ayahnya melembut dan bilang ia tak perlu sekolah di luar negeri kalau tak mau, "Ayah berbeda dengan kakek. Ayah tak percaya pada orang lain. Ayah hanya percaya pada anaknya, Han Jung Woo."

Ibu tiri mendengarnya, dan terlihat tak suka karena tak menjadi orang yang dipercaya presdir Han.

Jung Woo masuk ke kamar, dan menyadari payung yang seharusnya ia kembalikan. Ia melihat jam, 10 malam lebih. Dan Soo Yeon baru saja pulang setelah menunggu seharian.

Soo Yeon melewati rumah tadi, dan melongok kedalam. Hyung Joon dibalik selimut terlihat kesakitan. Soo Yeon bertanya apa ia sakit. Perawat Hye Mi menariknya kasar dan menyuruhnya untuk tak mencampuri urusan orang.



Di kantor polisi, Detektif Kim mengejar atasannya. Meminta untuk membuka kembali sebuah kasus. Bosnya bilang kalau kasus itu sudah ditutup, tetapi Detektif Kim bilang kalau pelaku sebenarnya mengaku, "Aku tak bisa begitu saja menguburnya. Aku akan bertanggung jawab atas kesalahanku." Berarti ayah Soo Yeon tak melakukan kejahatan yang dituduhkan? Bosnya menekankan kalau ini bukan masalah benar atau tidak, ia mempertaruhkan pekerjaannya. Lagupula, Lee Tae So punya riwayat kejahatan sebelumnya.

Tetap saja, Detektif Kim merasa bersalah, ia mencari sekolah Soo Yeon, dan mengamatinya dari jauh.

Soo Yeon diejek teman sekolahnya. Di tempat lain, para murid segera menyadari keberadaan murid baru, Jung Woo, membawa payung kuning. Saat ia bertanya tentang Soo Yeon, nama itu asing bagi mereka sampai salah satu murid ingat, "oh, nomer 27." Kemudian murid itu terdiam.




Jung Woo sampai di sebuah keramaian di depan kelas, seseorang bertanya-tanya, "kenapa nomer 27 tidak ditransfer sih?" Di dalam kelas itu, Soo Yeon berdiri sendiri, semua orang tak mau dekat-dekat dia. Mereka bilang pada sang guru kalau tak bisa berbagi kelas dengan nomer 27 yang memalukan itu, anak dari seorang pembunuh, bagaimana kalau ia ditikam dengan pisau?

Jung Woo terkaget. Soo Yeon mendengarnya dan berjalan menunduk keluar kelas. Ia meminta ijin pada sang guru kalau ia sakit dan ingin pergi menemui perawat.

Saat penghuni kelas sudah masuk, Soo yeon menyadari keberadaan Jung Woo yang masih shock. Gadis itu memanggilnya dan mendekat. Reflek Jung Woo mundur. Wew, that's hurt. Ia bahkan menyembunyikan payung itu dibelakangnya.



Soo Yeon yang sudah terbiasa dengan reaksi seperti itu, berjalan pergi tapa kata-kata.

Segera saja Jung Woo menjadi murid yang terkenal di sekolahnya. Dan dihujani tentang kisah ayah Soo Yeon yang telah membunuh anak-anak.



Jung Woo menarik perhatian murid lainnya di kelas olahraga. Sementara Soo Yeon duduk sendiri di pojokan. Rasa frustasinya ia luapkan di pertandingan basket itu, dan tindakannya mempertahankan diri yang berlebihan itu, membuat para pemain lawan merah.

Tiga bocah laki-laki memojokkannya saat pertandingan usai dan salah satu bocah itu memukul wajahnya. Jung Woo naik pitam dan membalas namun ia kalah jumlah. Dan segera saja ia terjatuh dan ditendangi bocah-bocah itu.




Bocah itu dihentikan oleh sekumpulan bola yang menggelinding ke arah mereka. Soo Yeon, terlihat seperti gadis yang menakutkan medorong keranjang bola. Ia mulai memunguti bola-bola itu dan berbisik pada Jung Woo, "tetap seperti itu. Jika kau tak melawan bali, mereka akan berhenti."

Bocah-bocah itu segera pergi. Namun Jung Woo tetap menantang dan melempar bola ke kepala salah sat dari mereka, menyuruhnya untuk tetap bertarung.


Ia menendang bocah itu di dada, tapi lagi-lagi kalah jumlah ia terjatuh dan kembali dipukuli. Soo Yeon melihatnya sebagai kejadian yang mirip dengan yang ia timpa. Dan ingatan saat disiksa sang ayah kembali membuatnya ketakutan.

Di lokernya, ia menemukan payung kuning miliknya. Saat meninggalkan sekolah, ia melihat Jung Woo masih didepan berteduh dari hujan. Ia sekali lagi menawarkan payungnya, Jung Woo menyerngit, seolah ia akan ditusuk Soo Yeon. Soo Yeon mulai menangis.

"Bukan aku," katanya. "Aku tak akan membunuh siapapun."




Ia mundur perlahan, menggelengkan kepalanya. Saat ia memanggil namanya, Jung Woo membentak, "Kenapa kau lakukan ini padaku?" Bukannya marah, Soo Yeon berkata, "Kau basah karena aku. Maaf. Tak apa, aku menangis bukan karena sedih. Tapi karena angin ini, mengenai mataku."

Soo Yeon berjalan pergi, meninggalan Jung Woo merasa tak enak. Ia berdiri disana, memikirkan kata-kata Soo Yeon.

Di perjalanan pulangnya, Soo Yeon mengingat kembali pertemuannya dengan Jung Woo di playground. Dimana Jung Woo sesaat kemudian berada, bermain ayunan.

Soo Yeon melewati jendela Hyung Joon, kali ia mendengar Hye Mi memohon, "jika kau pergi keluar dan tertangkap, kau akan mati. Tak mau kah kau bertemu ibumu?"

Soo Yeon mengintip, Hyemi membentaknya untuk pergi.



Ia bertemu ibunya di jalan dan membuka payung yang dibawa anaknya. Saat dibuka, terdapat sebuah catatan kecil menggantung di payung itu, "Milik dari gadis paling terkenal di daerah ini, Lee Soo Yeon." ia tersenyum.

Sementara, Jung woo mengayunkan ayunannya makin tinggi dan tinggi, memikirkan kata-kata Soo Yeon. Akhirnya ia turun dan berlari, bertanya dimana rumah Soo Yeon berada, melewati Detektif Kim.



Di rumah, Soo Yeon menulis surat yang tak akan dikirimnya, ia berterima kasih dan bertanya-tanya apa mereka bisa menjadi teman kalau tidak karena ayahnya.

Seseorang mengetuk pintu rumahnya. Bukan Jung Woo, yang tiba saat sudah terjadi keramaian di depan rumah Soo Yeon. Ibunya mengamuk pada sekumpulan ajumma-ajumma itu, "Berapa lama lagi kalian akan melakukan ini? Apa aku membunuh suamimu? Apa aku membunuh anakmu? Apa yang kalian inginkan dariku?"



Ajumma yang memimpin keramaian itu adalah ibu korban, "Kembalikan anakku."

Yang membuatnya menyeret Soo Yeon (yang juga memohon-mohon), "Ambil dia kalau begitu! Bunuh dia atau bawa dia, terserah kalian!"

Soo Yeon menarik kaki ibunya, tersengguk-sengguk memohon, "Bunuh dia! Matilah! Ia bilang kau harus mati agar ini berkahir!"

Jung Woo melihatnya ngeri. Kemudian Detektif Kim tiba,Soo Yeon memohon padanya agar bisa pergi, "Maafkan aku, aku salah."



Sebenarnya ibunya tak sunggu-sungguh. Ia hanya frustasi dengan ketidak adilan yang ia terima.

Saat itu ia dan Jung Woo bertemu mata, ia berlari ke arah berlawanan, jauh darinya. Jung Woo mengejarnya. Tapi ia kehilangan jejak. Ia tetap mencari, sapai ia mendengar sebuah keriat. Ia menuju ke playgorund. Dan kecewa saat melihat ayunan itu kosong.




Tetapi ia tersenyum melihat sebuah kaki mengintip dibalik luncuran. Ia terduduk disana, menangis. Jung Woo menyenggol sepatunya dan berkata, "Akhirnya ketemu."





Jung Woo memanggilnya, "Dres bunga-bunga, gadis terkenal, Lee Soo Yeon." ia mendongak, Jung Woo menambahkan, "anak seorang pembunuh, Lee Soo Yeon. Mari berteman."

I Miss You Episode 2 END


(I'll appreciate a comment.. please ^^)

5 comments:

  1. Wwaaaaaahhh kayaknya seru nih... Gk sabar dgn ending nya....

    ReplyDelete
  2. blog nya keren banget,sinopsis nya juga top,.. mm boleh ga ngelink ke blog saya?? atau mari jadi admin juga di blog www.simpleaja.com ^__^

    ReplyDelete
  3. Chingu, nae CoPas untuk diblog nae ya, tenang aj kok, nanti nae taruh juga link blog ini atau sumbernya^^ gomawo

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang post ini?