Friday, September 28, 2012

[KDrama] Vampire Prosecutor 2 Episode 3



Vampire Prosecutor 2 Episode 3


Episode ini benar-benar bagus, selain kasus yang oke, jaksa kita juga lebih banyak senyumnya. Dan ada banyak elemen yang bikin hatiku tegang, sebal, sekaligus tersentuh. Kasusnya sendiri adalah sebuah kesalahpahaman dan kesalahan manusia karena mengandalkan otak saja, tanpa tahu bahwa hatilah yang terpenting. Tragis dan bikin aku nangis. Episode kali ini lebih touching. 

thanks to: dramabeans

Episode: Keadilan



Episode kali ini dibuka dengan adegan di tkp. Seorang jaksa membuka-menutup korek api, kelihatan tak asing. Namun bukan jaksa Min, melainkan Park Hoon. Jadi dia juga seorang jaksa? Adegan ini terjadi beberapa tahun silam, dan kelihatan sekali Park Hoon ini versi beta dari Tae Yeon. Familiar.



Seorang pemuda berkacamata (anak baru) sibuk memotret tempat kejadian, saat dilihatnya mayat itu, ia lari keluar untuk muntah. Park Hoon yang melihat bertanya sudah berapa lama ia bekeja (2 thn) dan disuruhnya pemuda kacamata itu untuk mencari pekerjaan lain jika lemah seperti ini. Tetapi pemuda itu segera menepis dan bilang tak akan melepaskan pekerjaannya. Karena ia sudah berjanji pada seseorang. Ia tak menjawab saat ditanya siapa.

Park Hoon bertanya siapa namanya, "Jo Jung Hyun." Ada yang tahu gak dia siapa? Iya. Sang koroner. Dokter forensik kita.

Saat ini.



Dr. Jo tengah melakukan book sigining di sebuah toko buku. Untuk peluncuran buku barunya yang berjudul  "Tak Ada Kejahatan Yang Sempurna". Ia kaget melihat kedatangan Soon Bum yang meminta tanda tangannya, "Aku seorang fan." Dr. Jo mengangguk, dan melihat sekitarnya. Tae Yeon, Jung In dan Dong Man juga datang untuk menyemangati. Yayy.



Yang lucu, Dong Man saat bukunya ditandatangani, ia meminta Dr. Jo memberi bintang dan kata fighting untuk para magang. He fights for his right anywhere anytime. Jung In bertanya apa ada tidak ada kejatahan yang sempurna. Menurut dokter itu tak ada, selalu ada celah yang mengarah ke bukti pelaku.

Soon Bum dan Tae Yeon tengah berdiri diantara rak buku. Pria tambun itu mengeluhkan harga buku yang sekarang sangat mahal. Tae Yeon bertanya skeptis, "hyung, kapan terakhir kali kau beli buku?" dia menjawab tanggal tepatnya, yang sudah puluhan tahu lalu. Dari ceritanya, ia menjadi model di sebuah majalah anak-anak. Alis Tae Yeon semakin berkerut.



Tae Yeon bertanya apa majalahnya waktu itu. Soon Bum menjawab waktu itu spesial anak-anak tampan. Ia bernostalgia, membanggakan masa lalunya. Namun ia mengalami kecelakaan  dan sejak itu hanya kepalanya saja yang tumbuh. Makanya ia menjadi gemuk untuk mengimbanginya.WTH wahahahah.

Tiba-tiba ada yang memotong antrian dan menangkap Dr. Jo atas tuduhan pembunuhan. Oh no. Tae Yeon dan Soon Bum segera menuju ke tkp. Seorang polisi yang menginvestigasi menghadang mereka didepan garis kuning melarangnya masuk. Tae Yeon mengeluarkan 'senjata'nya, kartu identitas jaksa namun polisi itu tak membutuhkan jaksa untuk kasus yang jelas seperti ini.









Tae Yeon tetap memaksa masuk ke tkp dan Soon Bum menghadang para polisi yang menghalangi. Menjadi anjing penjaga untuk Tae Yeon. Jaksa vampir kita masuk dan meneliti tkp itu, ia membaca tulisan darah di dinding, "semua bukti mengarah padamu". Berbekal darah yang berceceran ia menerawang, Seorang lelaki botak tua sedang mengiris tangannya sendiri, menulis tulisan darah tadi. Lalu memotong tangannya dengan pisau daging.



Tae yeon mencicip darah pria tua itu, dalam kesakitannya, ia melihat seorang gadis kecil. Yang ternyata adalah cucu pria yang mati itu. Jung In menanyai gadis kecil tsb, ayahnya mati, ibunya pergi meninggalkannya, selama ini ia dibesarkan oleh sang kakek. Poor her, please no tragic story.




Gadis itu bilang ia juga memiliki seorang paman, sedang dipenjara. Dan sang kakek kerap kali bilang kalau pamannya tak bersalah. Tim jaksa menanyai tentang hari kejadian. Dimana sang kakek pulang membawa buku baru Dr. Jo kemudian sibuk menempel-melepas selotip ke buku itu. Gadis itu juga diberitahu bahwa pamannya akan segera keluar penjara, sang kakek menangis dan meminta maaf pada cucu. Sang kakek menyuruhnya pergi bermain keluar, namun sesaat ia menyeberang jalan, gadis itu mendengar jeritan kesakitan dari rumahnya.




Ia mengintip dan menemukan tubuh kakeknya sudah mati. Jadi sang kakek bunuh diri, tapi kenapa? Dan juga, kasihan banget itu gadis kecil udah trauma.

Dong Man bertanya siapa yang akan merawat anak kecil itu sampai ada badan sosial yang menampungnya? (oke this is so sad, aside from the story, this child's fate is already tragic) Dong Man harus mau menampungnya karena ia tinggal dengan ibunya, ia menggerutu tapi tak ada jalan lain.

Ia memberitahu mereka kalau Dr. Jo akan segera dibebaskan. Ya, secepat itu.



Dr.Jo terlihat kembali ke kantornya yang gelap, duduk termenung. Jung In memberitahu tim jaksa bahwa sang kakek memiliki kanker, dan umurnya tak lama lagi. Kenapa bunuh diri kalau begitu?

Dr.Jo melihat ke arsip lamanya dan mencari kasus lama. Tertulis di binder yang lusuh itu, penyelidik kasus waktu itu, Kim Sung Hoon. Nama asli Park Hoon mungkin? Kasus itu terjadi 15 tahun lalu. Flashback membawa kita ke toilet dimana pria tua yang bunuh diri itu mencoba bicara pada Dr.Jo, bertanya apa semua bukti memang mengarah pada anaknya. Dr.Jo menjawab iya dengan mantap.



Sang kakek bersikeras kalau anaknya bukanlah seorang pembunuh. Ia bersumpah akan itu, dan orang tua akan tahu kalau anaknya sedang berbohong. Kata Dr.Jo manusia bisa berbohong, tapi bukti-bukti tidak. Hanya karena anaknya bilang kalau ia tidak membunuh, bukan berarti tim penyelidik tak bisa membedakan bukti yang salah atau benar.



"Semua bukti mengarah pada anakmu."

Kembali ke masa kini, Dr.Jo mengunjungi sang anak di penjara. Ia bertanya langsung, "apa kamu memang bertanggung jawab atas kejahatn itu?" Pria itu tertawa, kenapa ia bertanya itu sekarang. Dr. Jo menunduk, ia ingin mengoreksi kesalahannya kalau ia memang salah.



Pria yang dipenjara selama 15 tahun itu memukul kaca pembatas, dan ngamuk. Dr. Jo yang dulu menjebloskannya dan kini orang itu juga yang menayakan hal itu. Sekarang? Sipir penjara menenangkannya, saat ia sudah bisa mengontrol diri, dia bilang kalau hari eksekusinya sudah ditentukan. Dr. Jo menata pria itu dibawa kembali masuk. Di layar ditunjukkan H-3.



Tae Yeon meminta ijin pada atasannya jaksa Joo untuk membuka kembali kasus ini dan menyelidiknya. Joo menolak. Buang-buang waktu dan lagi sudah ada yang ditangkap. Namun jika Joo melarangnya, Tae Yeon tak peduli, ia akan tetap menyelidikinya.



"Kau terlalu arogan, Min Tae Yeon." masih sama-sama dingin, Tae Yeon menjawab, "Anda terlalu perhitungan." Hiahaha. Emang Tae Yeon arogan banget ye.

Adegan terpotong ke Dr. jo yang meminta Tae Yeon untuk membantunya menyelidiki lagi kasus ini. Karena sampai seorang ayah membunuh dirinya sendiri demi mendapat perhatiannya, berarti mungkin ada sesuatu dibaliknya. Tae yeon memperingatkan kalau memang tuduhan Dr.Jo di masa lalu salah, itu akan mempengaruhi reputasinya. Dr. Jo berkata,"hidup seseorang lebih berarti daripada reputasi karirku."



Dr.Jo memberikan penjelasan tentang kasus lama itu pada tim jaksa: Ada dua kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah SMA pada tahun 1997. Mayat seorang gadis muda ditemukan namun tak bisa dikaitkan dengan seorangpun yang mungkin membunuhnya. Kemudian mayat kedua, gadis muda yang juga seumuran, ditemukan di sekolah. Ia dibunuh dengan cara yang sama dengan yang pertama.

Dan kali itu, Dr. Jo menemukan lemak babi di perut korban, dan darah dari pembunuh di kuku korban. Mereka mengarah ke seorang pedagang daging lokal (si kakek) dan anaknya Lee Joon Sung (si paman) yang berumur 20 tahun.



Pemuda itu diseret ke penjara dan dikurung selama 15 tahun, dalam tiga hari ini akan dieksekusi.

Dokter forensik itu berkata kalau semua bukti hampir terlalu jelas dan semuanya mengarah ke Joon Sung. Tae Yeon bertanya kenapa hal itu malah tak membuatnya curiga waktu itu. Ia menjawab kalau waktu itu ia sedang merasa diawang-awang, bahwa dirinya adalah forensik terbaik saat itu. Dan itu adalah kesalahannya.

Tae Yeon kemudian bertanya apa yang harus mereka lakukan. Ruangan itu tiba-tiba senyap. Ia tersenyum dan menambahkan, sebagai pemimpin penyelidikan kali ini, apa yang harus mereka lakukan. Komando apa yang akan diberikan? Jadi kita keluarga ya?



H-2. Jung In dan Dr.Jo mendatangi sekolah terjadinya kasus dan menemui guru disana untuk ditanyai. Guru itu bilang apa rumor waktu itu benar. Ia bercerita kalau ia mendengar gosip diantara muridnya, kalau Joon Sung menyukai gadis kedua yang terbunuh namun tak memiliki hubungan dengan gadis pertama.

Saat Dr.Jo kembali memikirkan kepingan-kepingan ingatannya. Adegan berubah menjadi 15 tahun lalu. Kedua korban merupakan anggota klub radio, dan gadis kedua, Min Jung terlihat di-bully oleh seorang gadis di koridor sekolah.










Soon Bum pergi ke kantor polisi untuk meminta arsip kasus 15 tahun lalu pada polisi yang diawal menyelidiki bunuh diri sang kakek. Polisi itu menolak untuk memberinya kendati Soon Bum sudah mengancamnya. Akhirnya ia mencoba cara lain dengan sedikit empati, "jika teller bank melakukan kesalahan, maka angkanya akan berubah. Dan jika polisi melakukan kesalahan, hidup seseorang yang akan berubah." Ia bilang ia kemari untuk membetulkan yang salah itu dan meminta arsip file kasus 15 tahun lalu.



Tim jaksa akhirnya mengubek-ubek lagi arsip itu dan menemukan ada dua orang siswa yang bersaksi kalau Joon Sung pelakunya. Seorang siswi bersaksi kala ia menyaksikan Jun Soong membunuh Min Jung. Dan seorang siswa bersaksi kalau ia melihat Joon Sung dan Min Jung bertengkar. Mereka semua berasal dari klub penyiar radio yang sama.




Dr.Jo dan Jung In mencari ketua klub yang jahat itu, Ji Yeon, yang sekarang adalah seorang dokter. Ia dengan santai berkata tak begitu mengingat tentang klub itu dan juga lupa nama anteknya dalam membully, Chung Goo. Jung In skeptikal. Dokter wanita itu bilang ia memang tak berniat untuk selalu mengingatnya dan move on. Dan dari kesaksiannya, malah berbalik dari sebelumnya. Dia adalah teman dari korban, ia menyaksikan pembullyan waktu itu. Diperlihatkan adegan waktu itu, Ji Yeon melihat Min Jung dibully oleh gadis itu karena memutar lagu H.O.T alih-alih Seckskies. Wew.




Dr.Jo bertanya apa ia percaya kalau pembunuhnya adalah Joon Sung. Ia menjawab (dengan santai juga) waktu itu ia juga ragu, tapi sekarang, ia tak tahu. Ia sudah lupa dan move on. Mencurigakan kan.




Soon Bum melacak keberadaan gadis penggemar Seckskies itu. Yang ceritanya beda lagi. Bahwa Min Jung lah yang tela membully nya. Kesaksian mereka sangat acak, dan itu berarti mereka semua adalah tersangka. Soon Bum tanya apa ia memang menyaksikan Joon Sung membunuh Min Jung, ia mengangguk.



Ia bercerita kalau Min Jung telah menolak cinta Joon Sung. Flashback kembali ke 15 tahun lalu, saat kedua gadis itu berada di sebuah warung. Joon Sung mendatangi Min Jung dan menyatakanperasaannya dengan berkostum salah satu member H.O.T. Ia juga memberi sebuah HP sebagai hadiah.

Namun Min Jung menjawab dingin, kalau Woo Hyuk oppa lah yang ia sukai, bukan Hee Jun (kostum yang sekarang Joon Sung pakai), dan mengusirnya. Soon Bum berkata tak mungkin hanya karena ditolak ia akan membunuh seseorang. Gadis penggemar Seckskies itu menambahkan kalau Joon Sung tak waras, katanya kalau cintanya ditolak, maka ia dan Min Jung harus mati.



Tae Yeon melacak pemuda satunya lagi. Pemuda yang bersaksi bahwa ia melihat Joon Sung dan Min Jung bertengkar. Pria itu sekarang menjadi seorang rapper, Tae Yeon menemuinya dan mengenalkan diri sebagai seorang jaksa. Pria itu terlihat terganggu dan ngerap ke Tae Yeon (yakkk sinting hahah) dan Tae Yeon membalasnya dengan NGERAP juga (kyaaa... rap battle).



Rapper itu menarik pisau lipatnya (stupid) namun Tae Yeon melawannya dan kedua temannya dengan sebuah mikrofon dan mengikat mereka bertiga.

Tae Yeon menanyai rapper itu tentang kasus Joon Sung. Ia bersumpah kalau hari itu ia melihat Choong Gu bertengkar dengan Min Jung. Apa? Beda versi lagi? Tae yeon berkata kalau kesaksiannya adalah bertengkar dengan Joon sung.

Rapper itu bersumpah kalau Choong Gu lah yang ia laporkan ke polisi., namun justru polisi itu yang menganggapnya salah lihat, dan ia diberitahu kalau itu adalah Joon Sung. Ia diancam akan dimasukkan penjara jika tak menurut. Dan ia yakin sekarang waktu itu hanyalah upaya polisi agar kasus cepat ditutup.



Tae Yeon tanya ada masalah apa antara Choong Gu dan Min Jung. Sekarang diperlihatkan versi rapper itu 15 tahun lalu, dimana kali ini Choong Gu lah yang mendorong Min Jung dan membully gadis itu. Di tiap versi selalu mempermasalahkan musik 90an yang beda.




Ia bercerita setelah kejadian di koridor itu, Choong Gu dan Ji Yeon membawa Min Jung ke klub dan memukulnya 150 kali karena keinginannya untuk keluar klub. Sadis.Min Jung dipukuli sambil menangis, kemudian ia bilang kalau ia "melihatnya." Kata-kata itu ditujukan pada Ji Yeon. Gadis itu lalu menyuruh yang lain pulang sementara ia dan Choong Gu berbicara dengan Min Jung.

Kembali ke masa kini, Dr. Jo mengunjungi Joon sung di penjara lagi. Pria itu bertanya kenapa ia sering datang. "Karena aku sangat menyesal. Dan jika kamu bisa keluar, apa yang akan kamu lakukan pertama kali?"



Sementara itu, Jung In pergi ke rumah Choong Gu, antek Ji Yeon. Ibu Choong Gu terdiam saat ditanya keberadaan anaknya. Diperlihatkan suatu waktu ibu Chung Goo mendapat telepon yang mengatakan anaknya ditemukan bunuuh diri dengan lengan teriris. Motif bunuh diri itu karena Choong Gu yang masih muda tak mau mengikuti wamil. ?.

Dong Man telepon memberitahu ia menemukan sidik jari di pisau penjagal.

Hari H. Tae Yeon memasuki ruang interogasi. Penggemar Sechskies duduk didalamnya dan terlihat gugup. Tae Yeon menunjukkan pisau yang terdapat sidik jarinya. Ia menjawab gugup, yang ia inginkan hanyalah agar bisa bertahan hidup.



Kembali ke malam itu, saat pemuda rapper dan dirinya disuruh pulang. Ia memutuskan untuk menunggu temannya dan menyuruh rapper pulang saja.  Namun saat ia menuju ke klub lagi, yang ia saksikan adalah temannya sudah mati. Ji Yeon berdiri di sebelah mayat itu.



Ia berteriak melarikan diri. Ji Yeon menyuruh Choong Gu untuk mengejarnya. Saat itu bocah rapper sempat mendengar teriakannya, dan berpikir itu mungkin Min Jung dan tetap melangkah pergi. Ji Yeon mengancam akan membunuh Sechskies fangirl itu kecuali ia mau bekerja sama untuk menutupi kejahatannya.

Mereka berencana menjatuhkan kecurigaan pada orang lain. Dan hanya putra dari tukang daginglah yang terpikirkan. Sechskies fangirl mengendap ke rumah Soon Jung, mengambil sidik jari pemuda itu dan sedikit darah di jarinya. Flashback juga menunjukkan bagaimana ia cemburu karena bocah rapper sepertinya juga menaruh hati pada Min Jung.

Ia bersumpah yang ia lakukan hanyalah upayanya untuk bertahan hidup. Dan mereka tak tahu, wajah Ji Yeon setelah ia membunuh.

Kita kemudian melihat gadis yang sama, yang sekarang sedang mencoba menyelamatkan nyawa sebagai dokter. Pasien itu meninggal, ia gagal. Namun bukan sedih, matanya terlihat hampir senang. Ia pergi dari ruang operasi masih berlumuran darah korban. Saat melihat tangannya dipenuh darah, dokter itu melakukan hal paling mengerikan: ia mencium darah itu layaknya orang kecanduan.



Namun Tae Yeon dan Dr.Jo sudah menghadangnya di tengah jalan.

Mereka memojokkan Ji Yeon atas tuduhan membunuh dua orang gadis dan menggunakan Joon Sung untuk menutupi kejahatannya. Tinggal beberapa menit sampai tenggat waktu hukuman itu kadaluarsa. Oh shit. Dr.Jo terlihat sangat gugup, ia menoleh ke jam tangan dan dinding bergantian. Hampir putus asa karena nasib Joon Sung dipertaruhkan sebelum ia dipenggal.



Namun Ji Yeon pembunuh berdarah dingin, ia menyangkal dengan santainya saat Tae Yeon berbohong mengenai sidik jarinya yang ditemukan. Ia menganggap kata-kata Tae Yeon hanya gertak sambal. Jadi jaksa vampir itu menyerahkan telepon yang terhubung dengan Dong Man padanya, yang diujung telepon bilang kalau ia tidak menemukan bukti-bukti itu.

Ia tantang Ji Yeon untuk menerima telepon Dong Man. Ia terlihat tak yakin, namun ia terima juga telepon itu. Dong Man juga menggertaknya dengan bilang bahwa ia punya buktinya. Tetapi Ji Yeon wanita pintar, ia bertanya apa ada bekas luka di salah satu jarinya. Sekali lagi Dong Man mengambil resiko, "Ya, ada bekas lukanya." Wanita itu tertawa, menyebut ini semua omong kosong, karena ia mendapat luka goresan di jarinya saat kuliah.



Jam mulai menunjukkan ke angka tepat 12 malam. Wanita tertawa santai. Dr. Jo sampai berlutut dihadapan wanita itu, memohon-mohon agar ia mau mengakui perbuatannya. Agar pria yang selama ini tertuduh bisa bebas dan ia bisa menebus kesalahnnya selama ini.

Wanita itu tetap tak mau, bilang kalau itu bukan urusannya. Ia percaya diri akan kemenangannya, ia hanya akan duduk menunggu sampai menit berlalu ke angka 12 dan akan bercerita apa yang terjadi sebenarnya. Ia menghitung mundur detik-detik yang akan mendekati angka 12.

Ji Yeon mendesah lega. Dan detik itu juga mengaku memang ialah yang membunuh kedua gadis itu dan sengaja menggunakan Joon Sung untuk menutupi kejahatannya. Gadis pertama tak sengaja mati ketika ia memukulnya di tangga dan lehernya patah. Ia tak punya jalan lain selain membunuh Min Jung karena ia "melihat"nya. Ia pikir membunuh Min Jung merupakan hal benar, karena dia harus menutupi perbuatan sebelumnya.

Namun ia sadar, di pembunuhan kedualah ia membutuhkan seseorang untuk jadi kambing hitam. Semua bukti harus mengarah ke orang lain, agar ia bisa tetap hidup. Dr.Jo merana mendengarnya. Ia menambahkan perasaan aneh yang ia rasa sesaat setelah membunuh. Ia merasa bahagia melihat darah. Ia melenggang pergi.

Tae Yeon bertanya kira-kira apa ia tahu apa yang telah Min Jung lihat waktu itu. Bukan kejadian Ji Yeon mendorong gadis pertama, tetapi Choong Gu yang selingkuh dari Ji Yeon. Wanita itu cuma mengangkat alis, "oh ya? Tak masalah, toh sebuah kejahatan sempurna telah terlaksana."



Wanita itu menuju pintu, dan Tae Yeon menyuruh Dr.Jo berdiri dan tak perlu lagi kuatir karena Lee Joon Sung akan dibebaskan. Dr.Jo bingung apa maksudnya. Ji Yeon menghentikan langkahnya dan membuka pintu...Soon tersenyum menunggu dibaliknya.

Ia ditahan atas terbunuhnya Min Jung, ditambah dengan kematian Choong Gu, ia terancam mendapat tuntutan dengan pasal berlapis. Ia shock.

Tae Yeon menuju ke pintu sambil menyilangkan tangan. Dengan dagu terangkat ia menjelaskan kesalahpahaman Ji Yeon terhadap tanggal kadaluarsa suatu kasus. Bukan dari awal pembunuhan, namun saat pembunuhan berakhir. Tae Yeon memberitahu bahwa ia memang membunuh Min Jung di hari itu tetapi saat ia membuang mayat adalah saat tengah malam. Itu berarti masih ada 24 jam lagi sampai waktu expired. Tulisan virtual yang menunjukkan D+1 berubah lagi ke D-Day.



Phew. Dr.Jo mendesah lega. Soon Bum segera memborgol Ji Yeon. Tae Yeon meminta ijin apa ia boleh mengutip dari buku Dr.Jo. Ia bilang sambil menghadap Ji Yeon: "Di dunia ini, tak ada yang namanya kejahatan sempurna. Untuk menutupi kejahatannya, ia akan melakukan kejahatan lain untuk menutupinya." Ia juga menambahkan, tahu bahwa dirimu bersalah juga berarti tak ada yang namanya kejatahan sempurna.

Saat Ji Yeon dibawa pergi, Dr. Jo bilang kalau bagian akhir itu bukan kutipan dari bukunya. Ia bertanya pada Tae Yeon kenapa ia tak tahu tentang rencananya menjebak tersangka. Tae Yeon tersenyum dan berkata untuk bisa berhasil ia harus memastikan semuanya semeyakinkan mungkin. Dr.Jo berterima kasih dan ia berhutang pada Tae Yeon. Jaksa vampir itu menggeleng dan bilang kalau Dr.Jo lah yang memecahkan kasus ini, "karena kepala(otak) tak akan pernah bisa memenangkan hati."

Mereka tersenyum saat Tae Yeon mendapat telepon. Tak ada lagi senyum menghias wajahnya saat menerima panggilan itu. Apa? Apa?



Dr.Jo menuju ke kamar mayat. Sebuah mayat ditarik dari kotaknya, ia membuka kain pembungkus namun terhenti ditengah jalan. Ia tak tega untuk membukanya.

Kemudian kita mendengar suara Jung In ditelepon yang mengatakan, hari eksekusi Joon Sung dimajukan sehari. Appppaahh? Dilihatkan Soong Joon bergetar hebat saat ia terikat, kain menutupi wajahnya dan tali dikalungkan ke lehernya. TIDAKK.



Kembali ke beberapa waktu lalu saat kunjungan Dr. Jo ke penjara terakhir kali, apa yang diinginkan Joon Sung jika ia keluar. Ia ingin mengadakan sebuah pesta BBQ bersama ayah dan keponakannya, ia belum pernah sekalipun melihat keponakannya. Sial sial sial. Jadi dia gak tahu kalau ayahnya bunuh diri? Aku nangis beneran waktu nulis ini. Kenapa berakhir gini sih? Saat kita berpikir kalau kasus ini berakhir happy?

Kain penutup kepalanya penuh dengan keringat dan air mata. Ia menangis, lantai dibawahnya terbuka, ia tergantung. Mati.

Dr. Jo terduduk dan menangis (aku nangis semakin menjadi).



Ia keluar dari kamar mayat itu, Jung In dan yang lain sedang menunggu diluar, dutengah hujan. Ia menghampiri gadis kecil yang juga ikut menunggunya, bertanya apakah pamannya keluar penjara.

Dr. Jo menangis lagi sambil memegangi gadis kecil itu, "Maafkan aku, maafkan aku..."



Kembali ke kasus di pembukaan episode ini. Dr.Jo muda melaporkan temuannya, Park Hoon memberinya nasehat kalau ia hanya fokus terhadap bukti-bukti, ia akan kehilangan fokusnya pada pendapat manusia. Ia harus menggali lebih dalam.

Park Hoon akan melangkah pergi saat matanya terbelalak di satu titik. Sebuah foto yang menempel di dinding. Pria ilmuwan berkacamata yang ia interogasi di awal episode 2 (akhir episode 1) tersenyum bersama dengan Dr.Jo muda.



Flashback kembali ke malam tragedi di awal episode 1. Dr.Jo yang jauh lebih muda terbangun tengah malam mendengar ayahnya terburu-buru pergi setelah mendapat telepon. Si ayah menyuruhnya untuk kembali tidur dan jangan menungguinya.

Vampire Prosecutor 2 Episode 3 END.










1 comments:

  1. thank you again :)
    aku juga sedih,kenapa si Joon Sung harus meninggal :(

    episode 4 katanya Jung In jadi vampire,tp gk tau kenapa??ditunggu lanjutannya ^^

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang post ini?