Saturday, September 15, 2012

[KDrama] Arang And The Magistrate Episode 1


Arang And The Magistrate Episode 1


Di awal-awal kita disuguhi penjelasan. Di Joseon era, dimana hasrat manusia , dunia ini hampir diambang kehancuran. Perbatasan antara dunia ini dan dunia para arwah terganganggu. Para hantu dan setan berkeliaran di bumi. Hantu dapat melihat manusia, sedangkan manusia tidak. Namun, ada satu orang yang dapat melihat keberadaan arwah-arwah. Dia datang ke Milyang untuk mencari ibunya yang hilang 3 tahun lalu.

Dan disitulah pahlawan kita, tertidur di sebuah hutan. Dol Swe mengeluh kenapa tuan mudanya malah ketiduran, seharusnya ia berjaga2 dan mengingatkan Dol Swe jika ada hantu mendekatinya. Pelayan itu takut dengan hantu. "Hantu, hantu gundulmu. Jadi aku harus minta maaf padamu begitu?"
Dol Swe menjawab tidak juga, kata kakek tuan muda, seseorang tak salah jika ia tidak melakukan hal yg tidak ia ketahui, "apa itu?" Eun Oh sang tuan muda masih sewot, "maaf" "terima kasih" dan "aku menyayangimu" tiga kata itu. Eun Oh masih mengelak untuk apa ia mempelajari hal yang tak penting seperti itu. Ia mengeluhkan cuaca malam itu, sepertinya akan turun hujan deras.









Sementara itu, jauh di dalam hutan yang gelap, lakon hantu cantik kita berlarian, menggumam kenapa ia ditinggalkan, atas jasa siapa mereka bisa bertahan sampai saat ini. Sepertinya ia mengeluh tentang rekan sesama hantunya. Perlu diketahui, setiap roh yang berkeliaran di bumi, terdapat tanda di lehernya, seperti cap bundar besar berukir.

Ia berlarian menyususri hutan. Kawanan hantu perampok sudah bersiap di balik pepohonan untuk menyergap manusia yang melintas hutan. Salah satu hantu ketakutan, apa tidak sebaiknya menunggu Arang, namun pemimpin kawanan hantu itu marah, memangnya kamu mau membaginya dengan perempuan itu? Sesaat akan menyergap manusia, Arang datang. Pemimpin yg marah tadi berubah 180 derajat, berata kenapa Arang telat. Tetapi Arang terlanjur marah, ia tak terima ditinggalkan seperti ini. Aku suka dengan karakter Arang yang bossy.



Pemimpin itu memukul Arang, hantu perempuan yang tidak tahu dari mana datangnya, yang tiba2 masuk ke dalam kawanannya selalu merusak. Arang tak mau kalah, "aku sama dengan kalian, kalian yang tak bisa makan dari sesajian." Sebelum pertengkaran itu memanas, Arang merasakan sesuatu.



Benar saja,, dari atas, sebuah jaring besar siap menangkap mereka. Sekawanan pria berjubah hitam dan bertopi jaring hitam menangkapi mereka. Semacam malaikat kematian membawa tongkat pendek yg berfungsi menghisap roh2 itu dan siap dibawa ke alam selanjutnya. Satu-satu berhasil ditangkap, Arang yang gesit berhasil lari, satu malaikat berfokus padanya dan mengejar.

Dol Swe masih tak yakin jika Milyang adalah tempat yang tepat untuk mencari keberadaan ibu dari Eun Oh yang menghilang 3 tahun lalu. Orang2 berkata kota itu hampir seperti reruntuhan, dan gosipnya banyak arwah tak tenang disana. Eun Oh tak peduli. Kemudian ia melihat Arang sedang dikejar malaikat maut itu. Arang jatuh oleh lemparan tongkat sang malaikat did ekat Eun Oh. Ia hanya melirik sekilas. Karena ia tak mau para hantu tahu kalau ia bisa melihat hantu. Ia kemudian meneruskan perjalanan.



Arang yang terjatuh menanyakan kenapa seorang Jendral neraka yang berkedudukan tinggi mau menjadi seorang Penangkap Hantu, dan bilang setidaknya ia luput dari tangkapannya di sungai Hades. Penangkap Hantu itu mengakuinya, namun membalas dendam dan membuat kacau dunia manusia, hukumannya tak akan ringan. "Persetan dengan hukummu. Bagiku, siapa yang haus, dialah yang harus menggali sumur." Lalu saat Penangkap Hantu mengeluarkan tali merah untuk menjerat Arang, hantu perempuan itu mengambil sesuatu di balik bajunya.



"Kau suka bunga persik yang mekar kan?" sambil dilemparnya serpihan kelopak bunga persik ke arah Penangkap Hantu. Dan rupanya itu adalah kelemahan mereka, karena kulit tangannya seketika berdarah saat kelopak itu mengenainya. Arang berhasil kabur (lagi, sepertinya). Penangkap Hantu itu berteriak nama Arang layaknya musuh meneriaki nama Gaksital di drama Bridal Mask :)

Eun Oh mendengarnya. Kemudian hujan lebat tiba2 turun, mereka berlarian mencari gubuk untuk berteduh. Eun Oh menemukan sebuah gubuk, dan memutuskan untuk bermalam di tempat itu. Yang diprotes keras oleh Dol Swe, tapi mereka tak punya pilihan lain. Arang juga kebasahan, sepertinya kelopak bunga tadi juga melukainya, dan siraman air hujan sekejap menyembuhkannya. Ia mengeluh, berteriak kepada langit.



Beralih ke langit, Raja neraka dan Raja surga sedang bermain catur, Raja Neraka yakin kali ini akan menang, Raja surga santai saja, ia mengomentari selir (mungkin selir) yang katanya suasana hatinya sedang baik, ia memakai gaya rambut baru hari ini. Selir menjawab bahwa ia memakai gaya rambut seperti ini kemarin, hari sebelumnya, dan sebelumnya. Ia selalu memakainya selama 1000 tahun ini, haha. I will love his character in this drama, santai berwibawa namun songong.

Raja neraka menyuruhnya cepat menggerakkan pionnya, kalau tidak mau kalah. Ia menaruh pionnya sembarangan, dan justru menang. Ia buru-buru pamit undur diri sebelum raja neraka memuntahkan kekalahannya, ngomong pada diri sendiri, "kira2 Moo Yeong sudah menangkap anak itu belum ya?" sambil tergagap.



I pergi ke taman penuh bunga, bicara sendiri, atau pada seekor kambing, "Raja neraka selalu memperhitungkan segala hal, aku benar2 tak bermaksud menang dalam permainan tadi. Di dunia ini, ada hal2 yang tak bisa diperhitungkan. Iya kan?"

Eun Oh membuat perapian di gubuk, ia termenung mengingat ibunya. Ia memberikan sebuah konde untuk ibunya, yang ditolak. Ibunya menyuruh dia kembali ke tempat ayahnya. "Kalau kau ingin mati, matilah di tempat ayahmu sana. Jangan kesini." keduanya keras kepala, Eun Oh tak ingin tinggal bersama sang ayah. "Kau tak tahu bagaiaman kehidupan ibumu disini. Kau akan mati sebagai orang rendahan", "lalu jika aku ditempat ayah, apa aku menjadi orang mulia. Aku tak suka disana."



Pada akhirnnya si ibu tetap mengusir Eun Oh. Eun Oh berkata hampir menangis, kalau begini jadinya, sejak awal ibu tak perlu ada.

Di ingatan Eun Oh selanjutnya, ia mendatangi tempat ibunya lagi, dan ia tak bisa menemukan ibunya dimana-mana.

Arang masuk ke pondok temat Eun Oh dan pelayannya berteduh. Eun Oh yang terbelalak, sempat dikira Arang bahwa pria itu bisa melihatnya, ia menggodanya. Menyentuh pipinya, meniup wajahnya. Dalam hati Eun Oh menyruh dirinya sendiri untuk bertahan, jangan sampai Arang tahu. Sampai Arang terganggu oleh dengkuran Dol Swe, ia bilang tak mungkin pria ini bisa melihatnya. Ia kan bukan shaman.




Arang tanpa diminta, menceritakan kenapa ia jadi hantu. Eun Oh dalam hati menahan diri, mengusir2 dalam hati berusaha tak keceplosan. Arang mulai menceritakan bagaimana ia tiba2 saat membuka mata, sudah berjalan di belakang malikat maut menuju sungai Hades, tanpa tahu siapa dirinya, ia tak punya masa lalu. Dan bilang pada Eun Oh kalau sia pria itu bisa melihatnya, ia akan meminta bantuan padanya. Itulah yang tak dikehendaki Eun Oh, ia pura2 menguap dan berbaring tidur. Arang mengambil posisi tidur juga disampingnya. Eun Oh yang risih tak punya pilihan lain.




Keesokan paginya, hujan sudah reda. Eun Oh mendapati Arang sudah tak ada disebelahnya lagi. Ia dan Dol Swe melanjutkan perjalanan. Dan tak lama sampai ke kota Milyang.

Ada iring-iringan orang penting lewat di kota itu, semua orang disuruh menepi. Tuan Choi, orang yang sementara ini menjabat di kota itu. Kata Dol Swe, disini ia adalah seorang magistrate alias hakim. Ah bukan, disini ia raja. Ia ditunjuk untuk mengelola kota itu karena ia turun dari jabatan sebelumnya dan bertanggung jawab mengurus Milyang, seorang kelinci yang berperan sebagai raja saat harimau tak ada. Di belakangnya, ada tokoh utama kedua kita Choi Joo Wal, yang ternyata anak dari 'raja' kota itu.  Saat Dol Swe akan memberitahu siapa yang membuat Tuan Choi turun jabatan, tiba2 ada gangguan datang.




Seorang warga menghadang jalannya, memohon-mohon agar ia tak ikut ke camp buruh. Ia punya seorang nenek yang sudah tua, jika ia pergi, tak akan ada yang mengurus neneknya. Tuan Choi tak menggubris, justru memakinya. Kemudian ia memohon ke Joo Wal, yang malah diberi tatapan yang menurut orang itu penuh maut sehingga ia terdiam, kemudian pergi. Sepowerfull itukah Joo Wal? Jahat?

Eun Oh dan Dol Swe yang menyaksikan hanya bisa diam, "Dol Swe, kau tahu kan bagaimana aku jika melihat ketidakdilan?" Dol Swe menjawab tentu tahu, "tuan muda bisa mentolerirnya." Tuan mudanya tak peduli hal-hal yang memusingkannya. Dol Swe mengeluh kenapa tuannya tak sedikitpun menaruh perhatian pada keadaan sekitar? "Kalau begitu kenapa bukan kau yang peduli?" Ia lalu menyuruh pelayannya itu untuk pergi dulu, sementara ia menghilang.



Rupanya ia menyadari telah diikuti oleh beberapa roh, ia berusah kabur namun akhirnya ia berhenti. Ia bertanya kenapa diikuti, seorang hantu tua ingin meminta bantuan. Eun Oh menolak dan pergi. Dari atap, Arang melihat kejadian itu. Rupanya ia pura2 tak melihatku.

Ia sampai ke sebuah penginapan yang pernah ditinggali ibunya. Si pemilik tak membantu, ia tak tahu kemana wanita itu pergi. Arang yang sedari tadi mengintip, ditahan oleh Eun Oh. Arang terkejut bahwa selain melihat, Eun Oh juga bisa memegang bahkan memukulnya. Pria itu bertanya kenapa Arang mengikutinya, Arang balik bertanya, "Kau kehilangan siapa? Wanita? Ibu?" ah benar, ibu. Eun Oh membentuk wajah aku-kehilangan-ibuku.



Eun Oh merasa terganggu, ia menyuruh Arang pergi. Arang ngotot ingin meminta bantuannya, hanya mencari tahu siapa dirinya, itu saja. Eun Oh yang kesal, mengambil sesuatu dari bajunya, sejumput kacang merah. Yang membuat Arang terlonjak mundur, kenapa Eun Oh jahat sekali. Ia memohon jangan melemparinya dengan itu. Eun Oh tak peduli dan mengambil ancang-ancang untuk melempar. Tetapi ia sengaja tak mengenai Arang. Itu tadi ancaman, lain kali ia akan melemparnya sungguhan.



Arang berteriak protes, kenapa meminta bantuan semudah itu saja tak mau. Eun Oh menjawab, jika ingin tahu siapa dirinya, datang saja ke balai kota. Tapi disana tak ada hakim. Ia menjawab itu bukan tugasku. Jadi, kalau Eun Oh menjabat hakim disana, ia mau membantu? Eun Oh terhenti, "tentu, KALAU aku seorang hakim, tentu aku mau membantu." Ia berkata begitu agar Arang segera menghilang darinya. Namun bagi Arang, itu adalah sebuah janji.



Joo Wal menghadap sang ayah. Tuan Choi berkata semua ini adalah gara2 Joo Wal. Percakapan selanjutnya, aku nggak begitu menangkap harfiahnya. Banyak misteri dibalik itu. Tuan Choi bilang kalau sebentar lagi bulan separo, dan sudah waktunya. Joo Wal juga disuruh untuk mencari jodoh. Dan Tuan Choi menekankan, ia harus segera menemukan mereka.Jika ia hanya akan bersantai, Joo Wal segera menjawab bahwa ia berbeda dari ayahnya. Sepertinya hubungan mereka tak baik.

Seorang shaman sedang menerawang kliennya. Yang sama sekali gagal alias ia hanya seorang dukun gadungan. Tetapi Bang Wool dapat mendengar Arang walo tak dapat melihatnya. Ia meratapi nasibnya, kenapa Arang mendatanginya lagi. Arang ingin meminta bantuan shaman itu.



Di kantor pemerintahan, Trio Bang, Lee Bang, Hyung Bang, dan Ye Bang. Mereka adalah trio bodoh, tetapi juga orang-orang yang diperintah untuk bekerja di pemerintahan, saat tak ada seorang magistrate. Mereka meratpi nasib mereka, yang hanya punya waktu sedikit untuk memilih hakim baru.



Untung pun datang, Bang Wool sang shaman datang mengatakan kalau ia mendapatkan penglihatan akan hakim yang baru. Tanpa berlama-lama, trio Bang segera berlari menuju ke... tempat Eun Oh. Memukulnya sampai pingsan dan membawanya pergi. Haha saking putus asa, memaksa orang jadi hakim pun tak apa.

Merka tak peduli, selama ini adalah mandat dari atasan. Dan mereka juga beranggapan bahwa magistrate yang baru nantipun akan mati seperti sebelum-sebelumnya. dari atas Arang melihat kejadian itu, berkata tak seharusnya seseorang berjanji semudah itu.

Yang sebenarnya terjadi adalah hakim2 sebelumnya selalu meninggal di malam pertama mereka bertugas. Rumor has it, bahwa roh roh menghantui dan membunuh mereka.



Trio Bang merasa telah melakukan pekerjaannya. Kalaupun nanti orang tsb mati, mereka tak bisa berbuat apa-apa. Setelah mereka menaruhnya di ruangan, trio Bang memikirkan peti mati yang bagaimana yang akan digunakan nanti. Lee Bang mengusulkan sebaiknya membeli yang paling murah. Ahahahah.

Eun Oh terbangun, dalam keadaan terikat. Lee Bang memanggilnya "hakim" dan memberitahunya untuk beristirahat dan kabur. Lilin dalam ruangan itu bergoyang, Eun Oh memanggil arwah yang suka mengganggu sang hakim selama, dan berkata kalau ia tak punya waktu untuk berpetak umpet.



Arang tiba-tiba muncul, kepalanya dibawah. Eun Oh tak begitu terkesan. Ia mencoba cara lain, membuat mimik se-aegyo mungkin dan mengingatkan Eun O bahwa pria itu sudah berjanji akan membantu jika ia menjadi seorang magistrate. Pria itu meminta untuk dilepas tali yang mengikatnya, menyuruh Arang berhenti bersikap imut, yang membuatnya merinding. Hantu itu menimpali kalau ini juga bukan gayanya, ia hanya disuruh bersikap seperti tadi untuk mendapatkan sesuatu. Eun Oh bertanya apa ini cara yang ia pakai, sampai-sampai membuat para hakim sebelumnya mati?

Kemudian flashback membawa kita ke beberapa waktu sebelumnya, dalam usahanya agar dapat dilihat para magistrate sebelumnya, ia menelan pil yang bisa membuatnya terlihat oleh manusia. Lalu ia menemui hakim pertama, yang shock akan kehadirannya yang tiba-tiba, meninggal seketika karena serangan jantung. Yang kedua, ia mencoba berdandan cantik, hanya saja obat herbal yang ia telan hanya separuh, membuat ia terlihat kepala sampai perut di depan hakim kedua, dan hakim itu pun segera mati saking kagetnya. Hakim ketiga adalah seorang prajurit pejuang, memanggilnya keluar, nasibnya juga tak jauh beda, karena melihat Arang dari perut ke bawah.




Arang mendesah, berkata itu bukan salahnya, siapa suruh menjabat magistrate dengan jantung tak kuat begitu. Eun Oh bilang kalau Arang hanya membuang2 waktu. Pria itu hanya akan mendengarkan omongan manusia yang masih hidup. Arang menangis, mereka berdua sama, Eun Oh kehilangan ibunya, ia kehilangan kedua orang tuangnya, ia ingin menemukan keluarganya agar bisa berpamitan dengan layak.

Eun Oh memalingkan muka, tetap tak mau. Arang segera menghentikan tangisan palsunya. Eun Oh mencemooh, ibu dan ayahnya saja ia tak tahu, bagaimana ia akan menemukannya?

Joo Wal berjalan-jalan dibawah sinar rembulan, dan tak sengaja mendengar percakapan tiga gadis yang sedang lewat, Mereka membicarakan tentang bulan ini adalah sebuah yoon dal, bulan yang membusuk , legenda mengatakan bahwa ini adalah saat2 surga kehilangan baanyak arwah. Dan orang2 mati itu (khususnya perempuan), akan gentayangan diantara mereka, tak ada yang tahu apa ia hidup atau mati. Joo Wal cukup terkejut mendengarnya. Memandang gadis-gadis pegosip itu pergi sambil mengusap cincin hitam di jarinya.

Paginya, trio Bang membawa peti mati untuk menjemput 'mayat' sang hakim, agak menyesal sebenarnya bahwa korban kali ini masih sangatlah muda. Lee Bang membuka kamar itu hati-hati. Mendapati Eun Oh menyerbu keluar dan membuat mereka kaget bukan kepayang.



Dol Swe mendengar kabar hakim baru tsb, dan segera datang, bertanya apa majikannya tak apa-apa. Marah pada ketiga trio Bang karena sudah berurusan dengan orang yang salah. Mereka bertanya siapa Eun Oh sebenarnya, lalu segera "maafkan kami tuan muda" sambil berlutut dihadapan Eun Oh.


Arang makan berdua dengan Bang Wool. Ia komplain kalau sudah ia lakukan semua yang dikatakan si shaman, tapi tak ada yang berhasil. Cuma ada satu jawaban kalau begitu, "kau adalah wanita yang buruk rupa." Mengingat ia tidak bisa melihat hantu. Bang Wool bertanya, kenapa ia tak berkata sejak awal (kalau jelek)? Karena Arang pun tak tahu, ia juga tak bisa melihat dirinya sendiri di kaca. Shaman itu menyerah. Kalau begitu, Arang harus memakai pakaian bagus dan make up yang menarik. Setidaknya itu membantu.

ARang bertany-tanya, bagaimana ia bisa mendapat barang-barang bagus. Ia tak bisa mendapatkannya kecuali manusia itu memberinya. Ia punya ide untuk meminta bantuan Bag Wool lagi. Hanya saja Bang Wool tak punya uang, "jadi uang yang mengkhawatirkanmu?"



Dimulailah misi, ngutil. Bang Wool takut kalau sampai dipenjara. Arang meyakinkannya, shaman akan aman selama ada ia melindungi dan berjanji tak akan menghantuinya lagi setelah ini.

Mereka berdua mengambil barang2 yang diperlukan, aman tak ada yang melihat. Sampai akhirnya Bang Wool menabrak polisi dan menjatuhkan hasil curiannya. Dan suara pemilik toko yang sadar bahwa dagangannya hilang. Bang Wool lari ketakutan. Karena Arang tak punya pilihan lain, ia menyelamatkan shaman itu, memukuli orang2 yang mengejar agar Bang Wool bisa melarikan diri, dengan resiko tindakannya akan diketahui oleh Penangkap Hantu. Eun Oh dan Dol Swe datang melihat, bagi Dol Swe ia hanya merasa bahwa penyerang itu jatuh dengan sendirnya.



Dan benar saja, Penangkap Hantu datang. Eun Oh melihat hantu-hantu lain yang bersembunyi lari ketakutan. Malaikat maut  itu menyerang para hantu, sedang kan Mu Yong melesat langsung menuju Arang. Hantu perempuan yang melihat itu segera kabur.

Dan berpapasan dengan Eun Oh. Pria yang sejak tadi tak begitu memperhatikan, segera menyadari jepit rambut yang melekat di rambut Arang, mirip sekali dengan yang diberikan Eun Oh pada ibunya. Petunjuk pertama, dan yang hampir saja tertangkap oleh Malaikat Maut. Segera Eun Oh mengambil kuda dan menyusul Arang. Mengulurkan tangannya pada hantu itu. Membantu ia lari dari pengekar.



Pahlawan kita membonceng Arang, sementara hantu wanita itu melihatnya terkejut.

End Episode 1



0 comments:

Post a Comment

Apa pendapatmu tentang post ini?