Monday, September 17, 2012

[KDrama] Vampire Prosecutor 2 Episode 1



Ready or not, jaksa vampire favorit kita siap dengan season barunya. Episode pertama tayang perdana dengan sensasi yang sangat mengagumkan, terlebih lagi dengan durasi 100 menit cukup membuat permulaan yang menurutku sangat hebat. Quite long for a case in an episode, but really worth to watch. Kamu tak akan menyesal. Uri Min Komsa-nim kharismanya sudah kemana-mana *_*

~~

Vampire Prosecutor 2 Episode 1

thanks to: dramabeans
 
Diawali dengan sebuah kejar-kejaran mobil pada malam hari. Didalam kursi belakang ada dua orang paruh baya, salah satunyaterluka di dadanya. Dilihat dari penampilan mereka yang sama-sama memakai jas, sepertinya seorang petinggi/politikus. Pria yang memegangi pria kedua yang terluka, menyuruh sopir untuk melaju lebih cepat. Sebuah mobil jip kemudian menghadang mobil mereka, beberapa pria berpakaian militer menodongkan senjata ke arah mereka, mengusir sopir dan pria yang tak terluka, lalu mengambil alih.

Di dalam sebuah lab yang cukup mengerikan, seorang ilmuwan/dokter menerima telepon, "dia tertembak saat berpidato? Aku mengerti. Kamu siap?", terlihat bersemangat (tapi mengerikan), ilmuwan tsb melihat ke arah seekor tikus percobaan. Ia menuju ke kamar lain, laboratorium tempatnya berada mirip sebuah penjara bawah tanah alih-alih lab yang terang dan bersih. Di ruangan lain ada seorang berambut panjang lusuh, memakai topeng menakutkan. The man in the mask. Ilmuwan tsb mennjatuhkan tikus tadi ke dalam ruangan pria menakutkan itu. Gak begitu jelas, entah tikus itu ditendang sampai mati atau malah ia makan. Eeekk.

Di mobil lain, tiga orang pria mengkonfirmasi bahwa dia, Sang Kakek, telah ditembak. Mereka semacam agen rahasia. Pemimpin mereka mendengar kalau Sang Kakek dibawa ke arah yang berbada. Sambil mengokang senjata ia berkata, "ini harus segera diakhiri."

Sang Kakek dibawa ke kamp ilmuwan mengerikan tadi, disebelahnya ada Pria yang Diberangus, yang terikat di tempat tidurnya. Operasi siap dilaksanakan. Pemimpin prajurit yang membawa Sang Kakek tadi berkata apa ia bisa mempercayakan hal ini pada ilmuwan itu, "Kau tak punya pilihan lain kan?", jawab ilmuwan itu sambil menyeringai. Prajurit berkata, "Kau harus menyelematkannya." Entah Sang Kakek atau Pria Yang Diberangus.

Lalu agen rahasia tadi menyerbu masuk, saat transfusi darah sudah berlangsung. Para prajurit dan agen rahasia berhadapan. Gun versus gun.

Leader prajurit dan leader agen rahasia seolah mengenal, namun terlihat bermusuhan. Mereka berada di bunker militer, prajurit menyuruh agen-agen tadi pergi. Namun, leader agen itu (Go Chang Jin), punya urusan dengan Sang Kakek. Prajurit, "Go Chang Jin, apa kau yang melukai Kakek?"

Seorang berkacamata bangun dari tidurnya, dan segera mengendara menuju bunker dan menemukan penjaga disana pingsan.

Sang Kakek tiba-tiba terbangun, berteriak kesakitan dan mendesis. Ilmuwan tadi mendekat penasaran, lalu tanpa aba-aba Sang Kakek menggigit lehernya sampai berdarah-darah. Para prajurit berusaha menenagkannya namun kekuatan Sang Kakek yang seperti manusia super tak bisa dikalahkan.

Pria berkacamata yang datang terakhir mencabut selang yang ada di leher Pria Yang Diberangus, lalu mengarahkan senjatanya ke arah Sang Kakek. DOR!

Beralih ke jaksa vampir kita. Phew. 6 menit awal yang menegangkan, aku tidak terbiasa melihat darah, apalagi darah dimana-mana dan kengerian itu. Tak apa kalau seru *tutup mata*

Benar katanya saat presskon drama ini minggu lalu, eye linernya semakin hitam di season baru ini. Di dalam apartemen mewahnya, jaksa MIN TAE-YEON (Yeon Jung-hoon) melakukan sambungan telepon. Ia masih mencari keberadaan adiknya, adik dimana ia dibesarkan di sebuah panti asuhan bersama-sama. Ia memberikan detail tentang teakhir ia melihat adiknya itu, di jembatan saat Yeon Ji tertembak, namun ia yakin ia tak mati.




Ia bersiap bekerja, dan memandang sebuah koran dengan tajuk utama, "Pembunuhan oleh Vampir" dan foto Jang Chul Ho, mantan atasan sekaligus pembunuh psikopat berantai. Tae Yeon bertanya tentang dia juga dengan pria lawan teleponnya. Tae Yeon menjawab bahwa keduanya pasti masih hidup dan membunuh juga. Tolong jangan menyerah.



DI tempat lain, sebuah makan malam diadakan antara dua orang, seorang pria tua dan wanita. Pria itu si bos dan wanita berpakaian rapi dan berucap tajam itu bawahannya, Jaksa Joo. Jaksa Joo menjelaskan secara singkat orang seperti Te Yeon.



Ia menggambarkan Tae Yeon sebagai seorang jaksa yang kompeten dan efisien. Terbukti dari kasus2nya yang terdahulu yang ia selesaikan dengan mudah. Begitu ia mendapat anggapan dan firasat, ia akan mengejarnya sampai tuntas. Ia pikir, Te Yeon adalah orang yang kuat namun bisa dikontrol. Mungkin jaksa Joo adalah atasan baru tim kita menggantikan Jang.



Selanjutnya adalah Jaksa YOO JUNG-IN (Lee Young-ah), yang ia gambarkan sebagai orang yang berkeinginan besar namun kurang dalam hal skil. DIperlihatkan Yoo sedang mengajukan pertanyaan pada saksi di sebuah pengadilan, tentang kasus pembunuhan bos mafia (season 1 yang dilakukan oleh tak lain tak bukan ayahnya sendiri yang seorang leader mafia Korea). Ia tahu, namun ia menunggu saksi bicara. Kalau saja ia tahu, ayahnya melakukan pembunuhan itu untuk melindungi putrinya. Alih-alih saksi mengakui kalau ia yang melakukannya. Jelas ada yang menyuruhnya.



Selanjutnya detektif HWANG SOON-BUM (Lee Won-jong). Ahli kekerasan. Kurang baik. Punya kekuatan, tak punya otak.



Terakhir, CHOI DONG-MAN (Kim Joo-young). Katanya ia tak penting, jaksa Yoo berencana memberhentikannya begitu kontrak Dong Man habis tahun ini. Poor him.



Bos tua itu megutus jaksa Yoo sebagai atasan baru divisi spesial karena walaupun mereka pintar dan sering mendapat penghargaan, mereka seperti remaja energetik yang tak pernah mendengar perintah atasannya. Ia pikir mereka akan patuh saat diberi kantor baru, dan memberi kesempatan membuka diri pada media (agar terkenal), namun tetap tak berubah. Maka dari itu mereka butuh pemimpin yang tegas. Bos tua menyebut dirinya sendiri sebagai ayah, dan jaksa Yoo sebagai ibu. Dan jika anak-anak tak mendengar ayah mereka, ibunya berhak memukul.



Tae Yeon bergabung dengan mereka. Jaksa Yoo menjelaskan ia tak akan menghalangi proses penyelidikan dan meminta Tae Yeon melakukan hal yang sudah semestinya, ia hanya diminta datang tiap minggu untuk lapor. Jaksa Yoo dan Tae Yeon bersalaman, ia bilang kalau tangan pria itu dingin, dan menolak minum yang ia tuangkan. Hmm.



Soon Bum menelepon Tae Yeon, menanyakan apakah bos baru mereka cantik. Ada sebuah kasus. Seorang pria terjatuh dari gedung yang masih dalam konstruksi. Korban adalah Heo Sang Soo, anak seorang gangster di Incheon. Soon Bum bertanya pada Yoo apa ia mengenalnya, "apa kau pikir aku kenal semua anak preman hanya karena aku adalah anak dari preman??"



Tae Yeon masuk ke dalam gedung, ia menemukan ruangan penuh darah. Darah dimana-mana, yang lebih mengerikan lagi, disana terdapat kursi listrik, senjata-senjata tajam, palu dsb yang terkotori oleh darah. Really creepy. Jaksa Tae Yeon menerawang a.k.a berubah ke vampire mode lewat darah yang ia lihat, terlihat olehnya, sebelum korban terjun, ia terikat di kursi penyiksaan, kakinya dipukuli palu oleh seseorang yang tak diketahui identitasnya.



Seorang pria masuk mengambil foto tkp. Ia adalah dokter forensik, Jo Jung Hyun. Jadi bukan lagi dokter cantik yang di season awal dulu. Ia membagi pengetahuannya, namun Tae Yeon bertanya apa yang dilakukan dokter forensik di tkp? dr. Jo terlihat seperti orang baik, tapi karakternya kuat, ia menjawab bahwa ia hanya membantu investigasi.



Saat di kantor, Soon Bum bertanya Tae Yeon pendapatnya tentang dokter baru itu. Ia terkenal dengan sebutan 3D, dirty, difficult dan dangerous. Ia hanya menerima kasus dengan 3 kriteria tadi. Ia akan datang ke tkp dan nantinya akan menjelaskan dengan detail 3 dimensi.

Tae Yeon menjelaskan tentang penglihatannya, dan ada bercak darah yang terpotong. Ia menduga ada hal lain dalam kasus ini, dan itu adalah tugas mereka untuk mencari tahu. Jaksa Min, don't act cute please. I'm dying here.



Heo Hak Bum, ayah dari korban, Sang Soo mendatangi kantor jaksa Min, ia bertanya apa pelakunya sudah ditemukan. Ia ingin kasusnya dpecahkan, namun ia tak ingin tubuh anaknya diautopsi. Aneh. Dr. Jo masih serius menyelediki kasus itu, ia menunjukkan kolase foto dari korban, yang akan ia gunakan karena ia tak punya akses mengotopsi mayat. Ia menunjukkan tim jaksa luka-luka yang diderita korban, seluruh tubuh termasuk bekas luka bakar yang seperti tersetrum.



Dong Man menemukan mobil korban yang tergeletak di sebuah jalan terpencil. Membrikan Yoo detail bagaimana ia bisa menemukannya, dan terlihat bangga akan hasil kerjanya. Sementara Soon Bum menemui seorang preman dan mengintimidasinya agar mau membantu mencari informasi untuk sang detektif.

Tae Yeon kembali ke tkp untuk mengecek bercak darah. Huh Hak Bum masuk ke tkp, tanpa peduli garis polisi. Untuk seorang baru saja ditinggal mati anaknya, ia termasuk preman yang cukup tabah. Ia mulai bercerita, jika ia menunjukkan sebuah gambar pada seseorang dan meminta jawaban gambar apa itu, kemudian menyiksanya dan dijawab, "laut", orang itu pada akhirnya terus menyiksa sampai korban menjawab gambar itu adalah "gunung", orang macam itulah yang telah menyiksa anaknya.



Ia bilang pada Tae Yeon apa ia mengerti pemikiran seperti, karena kalau tidak, ia takkan bisa menemukan pelaku. Tae Yeon balik bertanya dari mana ia tahu kalau anaknya disiksa. Huh Hak Bum hanya tersenyum simpul dan pergi.




Tae Yeon kembali berkutat di tkp, menemukan pola darah dan sesuatu yang baru disana, bekas tripod pernah berdiri disana. Jadi bercak darah yang ia anggap aneh adalah darah yang menciprat ke kamera. Mobil Sang Soo, si korban mengindikasi sebuah goresan yang berasalah dari tabrakan. Menurut cctv, mobil kedua mobil yang tabrakan pergi setelah satu menit. Tak mungkin kasus tabrakan terselesaikan dalam waktu secepat itu.

Jung In berdeduksi bahwa kecelakaan itu sebuah jebakan, yang memancing korban keluar. Ia membayangkan Sang Soo keluar mobilnya, marah karena tertabrak, mendekati mobil yang menabrak namun berujung ke penculikannya. Dan berkesimpulan setidaknya ada dua pelaku yang terlibat.



Soon Bum menginterupsi preman yang ia suruh mencari info memberikan laporannya. Informan itu menjelaskan bahwa atmosfir para gangster tengah berubah dalam sebulan ini. Hak Bum adalah penguasa separuh Incheon, separuhnya lagi dikuasai oleh anak buahnya. Namun karena alasan tertentu, Hak Bum mulai membunuh para gangster, sekalipun itu bawahannya. Entah karena ia ingin menguasai seluruh Incheon atau punya dendam tertentu. Yang jelas, anak buah Hak Bum membunuh dalam pakaian serba hitam, kendati saat hari masih terang.

Dan juga, Hak Bum menjadi aneh akhir-akhir ini. Ia terlihat patah hati, sering menangis didepan layar komputernya.

Tae Yeon menemukan Hak Bum sedang berdoa di altar anaknya, langsung bertanya, "Sejak kapan dimulai?"



Jaksa Min menemukan sesuatu di kantor Hak Bum, setumpuk CD rusak, salah satunya masih bisa diputar, berisi video penyiksaan anaknya. Seseorang mengiriminya. Ate Yeon bertanya kenapa ia tak melapor polisi, dijawab Hak Bum kalau yang ia  butuhkan bukan polisi melainkan 'racun ular'. Tae Yeon bertanya itukah alasannya ia membunuh bawahannya? Kasus selanjutnya pasti sudah disusun. Ia membunuh bawahannya sebagai umpan? Hak Bum berkata "good luck" padanya saat akan pergi.

Dalam ruang siksaan. Seorang perempuan terikat di kursi listrik, berdarah-darah dan menangis untuk diselamatkan. Kedua jarinya malah diberi aliran listrik. Ia berteriak-teriak kesakitan. Kamera merekam semua kejadian itu.

Jung In menyelidiki mobil mencurigakan yang ia temukan dan membawanya ke anggota dewan Yoo. Putrinya yang mengendarai mobil tsb, namun ia tak masuk kuliah beberapa hari ini. Dewan Yoo bertanya apa urusa Jung In mencari putrinya. Jung menjawab, "untuk menemukan seorang pembunuh, apa anda tahu siapa orangnya?"

Jung In dianggap tak menghargai orang tua, ia marah. Namun ia tetap tenang dan meminta kerjasama  Dewan Yoo jika tak mau dikirimi surat penangkapan. Ia mendapat tamparan atas kata-katanya, ia tetap bergeming dan bilang akan membawa surat penangkapan.



Tim jaksa mendapat telepon secara bersamaan. Video penyiksaan beredar. Mereka melihatnya dalam kengerian. Dong Man mencoba melacak IP lokasi video live feed itu dan mendapati 3 lokasi berbeda, 1 tempat asli dan 2 tempat pengalihan. Ketiganya (Tae Yeon, Jung In dan Boom Sun) segera berpencar menuju ketiga lokasi. Mereka meminta back up dari kepolisian. Tae Yeon dan Jung In tergesa-gesa namun tetap pro, sementara Boom Sun berteriak, "Siapa aku? Aku kekasih istrimu!"



Anggota Dewan Yoo dikelilingi repoter meminta tanggapan, ia menanggapinya dingin. Namun saat video live penyiksaan tersebut diketahui pers, ia pun tak sanggup menahan lagi. Ia jatuh terduduk dan berteriak kalau itu adalah putrinya, tolong selamatkan dia.



Soon Bum menuju lokasi pertama, sebuah gedung. False alarm. Tae Yeon menyerbu masuk ke lokasi dua, juga nihil. Jung In sampai pada lokasi ketiga, sebuah lokasi industri. Ia bersiap dengan pasukan bersenjata siap menyerang. Namun, gadis itu sudah mati, nyatanya itu bukan video real time.



Jakso Joo bertanya kenapa dewan Yoo kenapa tak segera melapor. Ia tak tahu anak gadisnya telah hilang selama sebulan. Ia berkata putrinya akan dibunuh jika melapor polisi. Ia sudah menyiapkan uang tebusan, namun tak ada telepon masuk, yang membuatnya semakin takut. Alih-alih ia dikirim video penyiksaan itu, sehari satu video. Dan pada akhirnya ia menyerah untuk melihat video-video itu, dan membuangnya.

Dr. Jo menjelaskan hasil autopsinya, yang sama dengan kematian Sang Soo. Siksaan itu sendri adalah tujuan si pelaku. tak bermaksud lain.



Tae Yeon meminta sample darah korban, sang dokter bertanya untuk apa. Ia tak menolak dan memberinya satu. Dokter itu bilang manusia itu adalah makhluk habitual. Ia diberi tahu dokter sebelumnya bahwa Tae Yeon selalu meminta sample darah tiap ada kasus, "Itu pasti kebiasaanmu." Dr. Jo bilang kalau ia hanya ingin tahu, tak lebih. Tapi dari sini, kita tahu bahwa ia bukan seseorang yang gampang lupa.

Malamnya, Tae Yeon menenggak sample darah tadi di ruangan kantornya. Tunggu Jaksa Min, kantormu berdinding kaca seluruhnya, kenapa sesantai itu? Gimana kalo ada yang ngintip? Efek setelah ia meminum darah tadi, ia melihat emblem dengan bentuk wajah sebuah makhluk bertaring .

Jung In dan Soon Bum pergi ke tempat pembuangan anggota dewan Yoo. Soon Bum komplain bahwa mereka tak akan menemukan apa-apa, dan seharusnya mencari ke tempat lain. Jung In menyadari sesuatu, dewan Yoo berhenti melihat video sadis itu dua minggu lalu, namun kiriman cd terakhir adalah empat hari lalu. Makanya pelaku mengupload video tsb di internet agar ia melihatnya. Dan dari mana pelaku tahu kalau dewan Yoo tak lagi melihat CD-CD itu? Pasti mereka diintai.

Di sebuah tempat parkir, mobil seseorang sedang diblok oleh mobil lain, si pemilik mendatangi dan dipukul seseorang dari jendela mobil. Pria itu pingsan. Korban baru. Sesaat setelah mobil si penculik lari, teman korban datang. Ia tak tahu apa-apa.

Berbekal info tadi, Jung In dan Soon Bum menginterogasi kantor ayah para korban. Dimana mereka melihat CD kiriman itu. Pasti pelaku mengamati mereka dari jauh. Selidik lebih lanjut, mereka sampai pada satu nama : Gong Ji Hye.



Tim jaksa menuju lokasi yang diduga tempat pelaku, Dong Man ketakutan, "apa kita akan bertemu pembunuh berantai sekarang?" Soon Bum tergangggu, "Kau pikir ini sebuah kencan? Kita akan menangkap, bukan menemui." Ia diseret Soon Bum dan diberi bekal pemukul dari kayu untuk berjaga-jaga.

Tim jaksa sampai di sebuah ruangan. Tak lagi false alarm, disana mereka mendapati kamar penyiksaan lain, terbaring korban di tempat tidur terikat dan tersetrum. Pelaku tak terkejut melihat kedatangan mereka, namun segera melarikan diri.



Tae Yeon mengejar pelaku tersebut. Soon Bum dan yang lain menghadang pintu depan. Dong Man yang ketakutan secara reflek mengayunkan tongkat pemukulnya saat mendengar suara derap kaki, yang ternyata adalah Soon Bum. Haha. Jung In berusaha memutus aliran listrik di ruang penyiksaan itu namun tak berhasil, ia memukul panel asal-asalan. Dan sang korban sepertinya sudah tak bergerak.



Tae Yeon berlari mengjar pelaku ke sebuah gedung, ia berubah ke vampire mode, dan segera menghadang si pelaku. Ia berhasil melumpuhkannya dengan mudah, merebut pisau yang jatuh tak jauh, simbol di pisau itu cocok dengan penglihatannya malam tadi.

Penangkapan yang mudah. Tim jaksa membawa pelaku, Gong Doo Hoon ke dalam mobil. Dong Man yang menyetir terlihat grogi sembil sesekali melihat kearah belakang. Tae Yeon bertanya kenapa dia melakukannya? Apa ia menikmati semua penyiksaan itu. Pria itu menjawab tidak. Lalu kenapa ia melakukannya? "Karena itu adalah pekerjaanku." Jaksa juga bertanya apa arti simbol di pisau miliknya itu? "Tak berarti apa-apa", jawabnya. Simbol itu adalah haetae, makhluk mistis dengan surai singa bertaring yang merupakan simbol keadilan.

Tae Yeon mendapat telepon dari Hak Bum apa ia yakin itu adalah pelakunya. Ia tak menjawab dan menutup telepon. Mobil lanjut melaju, saat di perempatan jalan terlihat mobil lain mengarah ke mereka dari arah kanan, dan menabrakkan diri ke mobil tim jaksa.



Semua orang didalam mobil pingsan,para gangster yang bersiap menyerang lebih dulu mendapat pukulan dari Tae Yeon,yang ternyata sudah mengantisipasi hal ini. Ia berkelahi melawan semua gangster itu. Saat ia berhasil mengalahkan semuanya (surely he use his super human ability in a very badass way), seorang gangster berhasil berdiri melempar pisau padanya, melukai pipi kanan. Darah keluar, yang kemudian sembuh seketika. Para gangster itu teralahkan dan mundur.

Tae Yeon melihat kursi tahanan yang kosong, ia berhasil kabur. Jaksa menarik napas lega saat mengetahui Jung In dan Dong Man masih hidup walau tak sadarkan diri. Dan saat itulah ia melihat darah Jung In mengalir di lehernya. Taringnya keluar, vampire mode on. Dan kita bisa lihat jaksa vampir kita bersiap menggingitnya. Namun sekian detik kemudian, ia kembali normal. Fiuh, untunglah ia bisa menahan diri. Gak lucu kalau drama ini berubah jadi Twilight. Tetapi, romansa kedua lakon kita jadi serasa memilukan.



Tim jaksa kembali ke kantor mereka dengan tangan kosong. Mereka jadi tahu beberapa hal, nama korban (Kim Chan) dan si pembunuh (ayah Gong Ji Hye, Gong Doo Hoon dan berkesimpulan bahwa ada komplotan dalam kasus ini. Tae Yeon menyuruh Dong Man dan Jung In untuk ke rumah sakit, namun gadis itu menolak kendati kakinya terluka.

Soon Bum menggoda Jung In, "disaat seperti ini, kau seharusnya merasa pusing dan jatuh ke Tae Yeon. Dia akan memelukmu di pangkuannya, lalu kedua mata kalian bertemu dan akan ada percikan-percikan cinta selanjutnya." haha, orang tua sinting. Jung In terlihat malu oleh kata-kata itu, sedangkan Tae Yeon hanya mengedipkan mata terdiam.



Tae Yeon melapor pada jaksa Joo, dan wanita itu tak senang akan berita lolosnya tahanan. Ia bersiap menerima hal-hal yang merepotkannya. Tae Yeon berkata kalau ia hanya melapor saja, bukan untuk memberi atasannya alasan ataupun menghibahkan kasusnya untuk di handle jaksa Joo. Jaksa Joo kemudia pergi sambil menggerutu, "persis seperti suamiku, menyebalkan."



Soon Bum kembali ke tkp untuk mencarri petunjuk. Namun ia tak menemukan apa-apa walau sudah giat mencari. Sampai ia menemukan sebuah foto diantara halaman buku, empat orang pria yang dibawahnya tertulis tahun 1985.

Dr. Jo memberitahu ada pola baru di kasus kali ini. Pelaku melarikan diri saat korban masih hidup, ini berarti motif penyiksaan bukan untuk membunuh, melainkan untuk mengetahui sesuatu dari korban. Kedatangan tim jaksa yang tiba-tiba membuat ia tak punya jalan lain selain dibunuh. Tae Yeon juga menemukan sesuatu, tak ada kamera yang terlibat di kasus terbaru.



Jung In tiba di sebuah rumah. Sendirian dengan kaki yang masih terluka. Tak ada tanda-tanda penghuni ditempat itu selain suara radio rusak, hingga ia mendengar seseorang bersuara serak, "siapa itu?" pria setengah baya dengan rambut beruban menutupi separuh mukanya duduk layaknya orang tak berdaya. Jung In disuruh mendekat dan duduk didepannya. Terus terang aku deg-degan dan nervous ke Jung In. Please jangan diapa-apakan.

Setidaknya untuk saat ini. Jung In bertanya apa hubungan pak tua itu dengan Gong, melihat dari foto yang timnya temukan. Pria itu mengenalinya sebagai anggota dewan Yoo dan Huh Hak Bum, mereka adalah anggota Departemen Sekuriti Publik saat itu.



Huh Hak Bum mengambil siapa saja yang ia temukan dijalan, menyiksanya dan menjadikannya seorang mata-mata. Anggota dewan Yoo, yang saat itu seorang jaksa 'membuat pernyataan' bahwa mereka adalah mata-mata musuh. Namun Gong dikhianati, setelah ia membuat seorang yang disiksa mati. Sebenarnya orang-orang yang disiksa itu berakhir mati adalah hal lumrah, namun beda perkara karena pers mengetahuinya dan menyebarkannya ke media massa bahwa Departemen Sekuriti Publik telah membunuh sesorang.

Yoo tak bisa menutupinya, sedangkan Huh Hak Bum lepas tangan karena ia tak punya tanggung jawab apa-apa. Jadi hanya Gong yang menerima semua hukuman tersebut. Maka dari itu, ia membalas dendam pada anak-anak mereka. Jung In bertanya-tanya kenapa Gong tak langsung membunuh mereka alih-alih anak mereka. Pria itu tertawa, kalau begitu namanya membunuh, buan menyiksa. Gong dulu pernah bilang padanya kalau ingin menghancurkan sebuah bunga, jangan hanya mencabut akarnya, melainkan menarik satu-satu kelopaknya hingga tak tersisa, setelah tak tersisa apa-apa selain batang tak berdaya, kau bisa menginjaknya.



Jung In bertanya apa hubungan Kim Chan dengan kasus ini, ayahnya mati beberapa waktu lalu karena alasan yang alami. Pria itu menyuruh Jung In pergi, ia tak akan memberinya info apa-apa lagi. Jung In tak gentar. Berkata kedatangannya kemari bukan hanya mencari tahu, namun menangkap orang yang diduga sebai komplotan Gong. Pria itu tersenyum, dan disuruhnya Jung In mendekat. Waaaa. Ia mendekat, lebih dekat, lebih dekat.

Pria itu bangkit sedikit dan mencengkeram baju Jung In, "kau pikir aku bisa membunuh dengan keadaan seperti ini?" kedua mata pria itu rusak, ia buta dan kakinya tak lagi kuat berdiri. Ternyata ia juga korban penyiksaan tiga orang di masa lalu itu.



Di tempat lain, Gong Doo Hoon masuk ke rumah gelap dan sampai di kamar terakhir. Kamar penyiksaan lain, lengkap dengan semua peralatan untuk menyiksa dan tempat tidur untuk mengikat korban. Namun anehnya, ia melihat ruangan itu dengan pandangan sedikit shock. Di dinding itu juga tertempel kliping tentang kasus mata-mata bertahun-tahun lalu dan penangkapan Gong. Kliing itu juga sama dengan yang sekarang sedang dibaca Tae Yeon di dalam kantornya.

Pria tua beruban tadi meneruskan ceritanya, kalau telepon dari Gong akhir-akhir ini adalah untuk meminta daftar orang-orang yang sudah ia siksa. Dan ada nama Kim Chan diantara daftar-daftar itu, dimana ayah dan pamannya pernah disiksa dan dituduh sebagai komunis. Gong bingung dan gelisah, bilang kalau ia harus melakukan sesuatu, kalau tidak "Ji Hyeku" akan mati.

Soon Bum menginvestigasi ke pondok penyiksaan milik Gong dan menemukan CD berlabel "Day 26". Oh my oh my.

Sementara Tae Yeon mnemukan sesuatu diantara kliping tadi, foto keluarga Kim yang masih hidup, sedang membawa pisau dengan simbol haetae.

Seorang pemuda masuk sebuah rumah, dipukul sampai pingsan dari belakang. Hal selankutnya, pria itu sudah terikat di tempat penyiksaan, mendapatkan siksaan setruman oleh Gong. Pria itu adalah seorang Kim lain, anak dari keluarga Kim yang mati.

Tim jaksa punya beberapa pentunjuk dan bukti lalu bersiap untuk menangkap pelaku. Mereka segera menuju ke lokasi, sementara Gong menanyai pria yang ia siksa dimana putrinya. Gong diberitahu kalau putrinya masih hidup.



Korban itu bertanya, "Kau sudah lupa tentang masa lalumu ya?" Gong terlihat dikerjar oleh waktu dan bilang kalau siksaan kali ini akan lebih menyakitkan. Pria itu akan tetap diam, "semakin kau siksa aku, semakin kau akan menyesal nantinya." Gong tak peduli dan makin mempermainkan tombol aliran listrik itu. Akhirnya pria itu membuka memulut. Yang Gong cari ada di basement.

BUAT YANG BINGUNG >>> Gong bukan pelaku yang sesungguhnya. Ia hanyalah target dari pembunuh asli, yaitu salah satu Kim yang tersiksa terakhir barusan. Gong mengikuti kasus yang menimpa anak-anak teman-teman masa lalunya, dan berusaha mencegah agar anaknya tak menjadi korban selanjutnya dari pelaku asli (karena itu di kasus ketiga, Kim Chan, tak ada kamera di lokasi kejadian). Dan saat ia berhasil menculik pria di kasus ketiga, ia memakai metode yang dipakai pelaku asli untuk memancing pelaku muncul agar bisa menemukan putrinya.

Gong menemukan bsement yang dimaksud. Dan mendapati seorang gadis terduduk lemah. Di kursi listrik. Yang kabel-kabelnya ternyata terhubung dengan ruangan tempat pria Kim disiksa. Yang berarti selagi Gong menyiksa Kim, putrinya pun merasakan aliran listrik menyetrumnya. Syeyemmm.

Dari lantai atas, Kim berteriak, "Kalian semua tak pernah memberi ayahku kesempatan. Tapi aku memberi kalian semua kesempatan. Jika kalian mau menyesali perbuatan kalian, aku akan memafkan kalian. Kau tahu apa yang mereka lakukan? Huh Hak Bum seperti biasa, membunuh orang tak berdosa seenaknya, Yoo Young Gil menutupi kebenaran untuk kentungannya sendiri. Dan kau, kau menyiksa orang untuk mendapatkan info. Sama seperti dulu." Pria-pria itu tak berubah.

Gong, "Ji Hye, ini ayah." ia menangis. Pria Kim berkata, "kau lihat? Aku sudah bilang kau akan menyesal." karena beberapa menit lalu, Ji Hye masih hidup kalau saja Gong tak memainkan tombol listrik itu. Omagah. Aku gak tau harus kasihan dengan siapa-siapa. Dibalik semua kesadisan yang mereka lakukan, tersembunyi kenyataan pahit yang disimpan masing-masing.



Kim berteriak, akan membalas semua, berkali-kali lipat lebih kejam. Karena telah mengahuncurkan keluarganya, karena mereka, keluarga Kim hidup seperti seorang komunis. Gong kembali ke kamar Kim, "kenapa kau melakukan ini?" Kim balik bertanya, "Kenapa kau melakukan itu semua pada kami?" Gong ingat kalau pria Kim saat kecil dulu, sambil memegang pisau bersimbol menangisi ayahnya yang ia saksikan sendiri disiksa oleh komplotan Gong.

Gong menghampiri panel listrik dan menyalakan lagi alirannya. Ia menyalakannya sambil membayangkan sedang menyiksa ayah Kim di masa lalu sambil dilihat Kim kecil. Gong menggotong putrinya keluar.



Di jalan ia bertemu dengan tim jaksa yang berlari menju lokasi. Tae Yeon menyuruh petugas untuk menangkapnya, sedangkan ia dan yang lain menuju rumah Kim. Namun sudah terlambat. Pria Kim mati.

Saat keluar lokasi kejadian, ia berniat menghampiri Gong dan anaknya, tetapi hanya mendapati anaknya yang diangkut ambulan rumah sakit. Petugas bilang Gong dibawa oleh seorang jaksa.

Tetapi bukan. Gong dibawa masuk ke mobil Huh Hak Bum, yang bertanya kenapa ia melakukan hal itu pada anaknya yang tak tahu apa-apa. Gangster itu belum tahu kenyataan tentang keluarga Kim. Gong menjawab kalau dosa-dosa yang dilakukan orang tua akan diwarisi oleh anak-anaknya. Hak Bum tak terima dan menusuk Gong di perutnya, "Kau tak akan langsung mati, tapi tersiksa dulu." ia lalu dibuang ke tengah jalan agar mati disana.



Esoknya, Soon Bum menangkap Hak Bum atas tuduhan pembunuhan dan menghalangi ditegakkannya keadilan.

Tae Yeon mendapati jaksa Joo duduk di kursi ruang kerjanya mengucapkan selamat karena kasusnya terpecahkan. Dan memberitahunya untuk 'melihat pohon alih-alih menunjukkan hutan". Jadi bisa dibilang, anggap saja kasus ini tentang pembunuhan putri anggota dewan Joo oleh, katakan saja, seseorang yang diduga sebagai mata-mata. Jadi Tae Yeon disuruh untuk membuat narasi palsu tentang investigasinya?

"Anda pikir aku akan menyetujui hal ini?" tanya Tae Yeon. Namun bukan dia yang menentukan, tapi jaksa Joo, "kau tahu kenapa aku dijuluki kura-kura?" tanya Joo. Jika ada sesuatu yang tak sesuai dengan dirinya, ia akan memilih untuk sembunyikan kepalanya dalam tempurung, namun jika hal itu menguntungkan baginya, ia akan memperlihatkan diri. Sialan.



Dan Joo menambahkan, "kau tahu siapa yang memberiku julukan itu? Mantan bosmu, Jang Chul Oh." yang sekarang menjadi pembunuh berantai. Joo mengganti gaya bicaranya ke banmal, dan menyuruh Tae Yeon tak bersikap arogan, "mudah bagiku untuk menghancurkan orang yang menyebalkan sepertimu." kata Joo. Ah siallll.

Di ruangan lain, ruangan gelap sedang duduk seorang pria di kursi penyiksaan (lagi?), pria itu adalah pria berkacamata yang di awal cerita kita lihat sedang mengarahkan senjata ke Sang Kakek. Ia diinterogasi pria lain tentang apa yang ia ketahui. Pria berkacamata itu tterigat kembali tentang Pria Yang Diberangus, "V-v-vampir."



Dan terlihat siapa yang menginterogasi. Dia adalah pengacara Park Hoon. Orang yang dekat dengan Tae Yeon (mohon tonton season 1).

~Vampire Prosecutor 2 Episode 1 END~






5 comments:

  1. WAH,akhirnya bisa baca sinopsisnya Vampire Prosecutor season 2..kalo nunggu tayang mah kelamaan yg penting ada sinopsisnya dulu,makasih ya karena sudah menulis ^^

    ReplyDelete
  2. aq suka cerita ttg vampire...tapirasa nya kurang menarik gak da crita percintaan nya,,jd sedikit jenuh,,,tp gak apa..aq suka ...hwaiting!!!!

    ReplyDelete
  3. gue selalu suka sama fil satu ini. terima kasih

    ReplyDelete
  4. Sayang bgt aku suka couple min tae yeon sama jung in tapi gak ada kisah cintanya tapi ceritanya seru loh makassih buat yg bkin sinopsis

    ReplyDelete

Apa pendapatmu tentang post ini?