Dorama winter baru yang ditunggu-tunggu akhirnya tayang juga. Shitsuren Chocolatier atau Heartbroken Chocolatier premier di FujiTv pada Senin, 13 Januari 2014 lalu. Dorama getsu9 yang dikenal selalu ngehits ini ternyata cukup mengecewakanku. Bukan berarti dorama ini jelek, cuma episode perdana tak seserti yang aku bayangkan. Jika dirangkum, plot serial ini menjanjikan, tapi saat nonton kemarin, aku belum merasa dapat gregetnya. Padahal serial ini adaptasi dari manga, biasanya selalu ada yang khas jika sebuah cerita 2D diproyeksikan ke live-action. Well, itu biasa. Apalagi masih episode awal. Mari kita anggap saja itu intro dari drama yang sudah kutunggu-tunggu sejak pertama diumumkan. Let's hope episode selanjutnya layak untuk dilanjutkan.
SHITSUREN CHOCOLATIER
EPISODE 1 RECAP:
Koyurugi Souta (MatsuJun) lebih muda setahun dengan kekasih yang ia cintai sejak SMP, si cantik Takahashi Saeko (Ishihara Satomi). Souta yang sangat tergila-gila dengan Saeko saat itu berkencan di sebuah toko coklat terkenal, Treluyer . Mereka menikmati sekotak coklat L'atelier de Bonheur dari Paris. Yap, tolong baca itu tadi dengan logat Prancis. Saeko yang membawakan coklat itu, ia dapat dari seorang teman yang pulang dari Prancis. Saat itu tahun 2007.
Nampaknya Souta sangat mengerti coklat, bagaimana teksturnya, rasa, dan semuanya. Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Yah, Souta masih ingat bagaimana ia ketemu dengan Saeko. Bertabrakan di gerbang sekolah, Souta langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Saeko yang lebih senior satu tahun. Ia sangat menyukai Saeko yang sangat cantik dan populer di sekolah, saking cantiknya, Saouta sadar tak ada harapan untuk mendapatkan Saeko. Ia ibaratkan Saeko adalah peri cantik yang baik hati.
Saeko gadis populer yang sering gonta-ganti pasangan. Terlalu sering. Dan cowoknya selalu juga yang terpopuler di sekolah. Tahu bahwa tak ada harapan, Souta punya strategi lain. Ia dekati tiap cowok Saeko untuk dijadikan teman. Ia rela saja disuruh-suruh Saeko. Ia juga ikut apapun kegiatan ekstra kurikuler Saeko. Ia tahu semua tentang Saeko. Apapun dilakukan untuk Saeko. Penonton gak usah bingung dia ini seorang manusia atau anjing lucu yang selalu nurut majikannya. Lebih jauh lagi, Saeko sama sekali ga sadar dengan kehadiran Souta.
Hingga suatu waktu, sebuah keajaiban datang. Saeko yang bersedih karena putus dengan sang pacar, mau menerima Souta. Souta senang bukan kepalang. Mereka pertama kali berciuman di malam natal. 2 bulan berlalu, dan itu saja progres yang Souta dapat dari pacaran dengan Saeko. Ia tetap seekor puppy milik Saeko.
Souta punya target baru, Hari Valentine. Ia berharap ada perkembangan baru pada hubungannya. Namun Saeko tak bisa diajak pada tanggal 14 Februari. Tentu bagi Souta, tanggal 13 pun tak mengapa. Souta tahu Saeko adalah penggemar coklat. Ia akan buatkan sekotak coklat buatan sendiri di Hari Valentine. Kebetulan ayah Souta adalah pemilik toko kue. Ia punya akses tak terbatas di dapur dengan alat dan bahan yang dibutuhkan. Souta punya bakat membuat coklat sejak dulu. Entah karena sang ayah adalah pembuat kue, saat bikin coklat, ia seperti tahu apa yang harus dibuatnya. Untuk Saeko, ia akan buatkan semua jenis coklat kegemaran gadis itu.
Hari Valentine. Saeko kaget dengan sekotak coklat dari Souta. Coklat-coklat itu kelihatan lezat, kelihatan sempurna. Saking sempurnanya, Saeko tak mampu menerima. Si polos Souta tak mengerti. Saeko akhirnya mengaku, selama ini ia masih berhubungan dengan pacarnya. Waktu itu, Saeko ditinggal LDR. Ia berpikir tak akan bisa meneruskan hubungan lagi, makanya ia terima saja Souta. You one cute little bitch. Souta harus mencerna pernyataan itu, ia tahu tapi pura-pura tak tahu. Ia tahu, Saeko kadang sedikit bau rokok, kekasihnya seorang perokok. Souta juga tahu, tanggal 14 besok Saeko ngedate dengan kekasihnya. "Jadi selama ini aku diselingkuhi?" pikir Souta. Dalam hati ia tak terima, tapi sengan begitu polosnya ia terima saja kenyataan itu. Bahkan saat Souta jelasin kalau meraka sudah berciuman, Saeko bereaksi, "tapi kita ga melakukan seks". Er.. okay kalau itu jadi tolak ukurmu. Souta tak apa dicurangi. Yang penting bisa dekat Saeko. Duh, stupid sekali bocah ini.
Saeko mengakhiri hubungan mereka. Well, Souta yang akhirnya mengerti, ingin Saeko tetap menerima coklat pemberiannya. Entah dibuang, atau diapakan. Setidaknya coklat yang disukai Saeko bisa diterima. Poor heartbroken Souta.
Pergi ke Prancis
Patah hati justru membuat Souta pergi ke Prancis belajar jadi seorang chocolatier. Ia bertekad akan jadi pakar di bidang coklat demi Saeko. Well, that's a good thing. Bisa jadi motivasi baik. Seperti yang aku suka dari dorama dorama Jepang lain yang gak bertele-tele dalam menghadirkan plot, Souta dengan mudah dapat pekerjaan di toko coklat tersohor dunia, L'atelier de Bonheur di Prancis dengan bantuan dari seorang keturunan Jepang-Prancis, Olivier Treluyer (Mizobata Junpei), anak dari pemilik toko coklat terkenal, Treluyer. Jangan tanya kenapa namanya itu ya. Hanya sang mangaka dan Tuhan yang tahu. Tentu karena bapaknya dia seorang Prancis sih.
Dan dalam waktu 6 tahun, Souta sukses jadi seorang chocolatier, namanya dicetak di semua majalah kuliner, tampil di televisi. Ia berencana pulang ke Jepang untuk buka toko coklatnya sendiri. So sexy hehe. Dengan mendompleng (in a good way) nama Bonheur, ia terkenal di Jepang sebagai seorang Pangeran Coklat. Wow, nomer 2 terseksi setelah Willy Wonka.
Tentu selain memang ingin menjadi chocolatier sukses, Souta berharap Saeko akan datang padanya. Ia ingin Saeko merasa menyesal telah mendepaknya. Saeko pun datang ke toko Souta yang akan dibuka (eks-toko kue ayahnya, entah kenapa si bapak membolehkan tokonya dirombak). Aku cukup kagum dengan reaksi cool Souta saat ketemu Saeko setelah 6 tahun. Ia jadi seorang pria berwibawa. Well, itu cuma sebentar doank haha. Setelah Saeko pergi (ia menyatakan kagumnya dan ingin ketemu lagi), Souta balik jadi seekor puppy Saeko seperti dulu.
Menurut Souta, semuanya berjalan lancar. Terlalu lancar. Ia tak mengira Saeko segera ingin kembali padanya. Dengan tampang sok coolnya, ia ketemu dengan Saeko di sebuah restoran: hanya untuk mengetahui bahwa Saeko sebenarnya ingin Souta membuatkan kue pernikahannya. Lengkap dengan coklat dan kue-kue untuk desert di acara. Huwow, sesaat aku takut Souta tiba-tiba jadi heboh seperti Valentine waktu itu. Tapi ia cukup bisa menahan diri. Dan ia mau bikinin kuenya.
Protes datang dari seorang teman lama Souta yang juga pegawai toko ayahnya, Inoue Kaoruko (Mizukawa Asami). Sudah ditolak berkali-kali kenapa masih mau bikinin kue nikahan. Dari sisi ornag lain memang keliatan murahan sekali (ini berlaku untuk Saeko juga), yahh namanya juga cinta. Bagaimanapun juga, menurut Souta, wedding cake ini adalah sekali seumur hidup yang akan dimakan Saeko. Souta tak akan membiarkan orang lain yang bikinin. Dan dari sisi marketing pun, hal ini akan nguntungin toko baru Souta.
Jadi begitulah, Souta mencurahakan segalanya untuk membuat wedding cake Saeko. Dibantu dengan Olivier (ia putusin pulang ke Jepang untuk bantu Souta) dan Kaoruko, ia membuat special high quality cake. Yang menarik, Souta yang sebelumnya diinfokan tak datang di pernikahan Saeko, tiba-tiba memberi pidato di acara itu. Bagaimana ia kenal Saeko, suka padanya, mencintainya, bagaimana ia cuma dimanfaatkan namun ikhlas-ikhlas saja, bagaimana ia akhirnya sadar bahwa Saeko bukan lah peri kecil baik hati, tapi seorang wanita jalang yang suka gonta-ganti pacar. Dari sini aku yakin kalo itu semua cuma mimpi, dan benar saja. Ia terbangun di kamar agak syok dengan apa yang dimimpikannya.
Saeko menelepon Souta, ia dengar Souta pingsan karena kelelahan bikin kue (gosip ini datang dari Kaoruko), Souta meyakinkan Saeko kalau ia cuma kecapekan. Oh, jeez. Move the fuck on, you two.
Dorama ini diakhiri dengan pikiran dari Souta dan Kaoruko. Olivier menebak bahwa Kaoruko menyukai Souta. Tapi Kaoruko menjelaskan bahwa ia mengenal Souta sejak lama, ia tahu Souta punya bakat jadi chocolatier, bagaimana Souta menilai kelembutan coklat cair hanya dari jauh. I guess, she adores him. Tapi tak menutupi kalo feeling itu nanti berkembang di episode-episode mendatang.
Souta pada akhirnya memang tak bisa move on dari Kaoruko. Ia ingin membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa itu lebih lama, ia juga akan membiarkan dirinya disakiti lagi dan lagi oleh Saeko. Ia akan mencintainya terus, hingga hatinya akan muak, lalu membencinya. Jadi biarlah, Souta tak mengapa.
Nama toko coklat Souta dusah diputuskan. Choco la vie. La vie berarti hidup. It's a good name, I love it.
SHITSUREN CHOCOLATIER EPISODE 1 END
Komentar:
Seperti yang aku bilang sebelumnya, episode pertama kurang greget. Bukan berarti gak suka, aku sendiri mutusin untuk lanjut nonton Shitsuren Chocolatier. Preview episode selanjutnya juga cukup menarik. Aku yakin akan lebih oke ketimbang episode satu yang cuma dipenuhi intro. Tapi yang aku suka, dorama gak perlu waktu lama untuk menentukan jalan cerita sebuah serial ini bakal kemana.
Ada beberapa karakter yang bikin aku gemes dan sebel. Seperti Saeko, she's all cute tapi ketidakpekaannya pada Souta itu yang hampir bikin aku capek liat karakternya. Atau sebenernya dia ini bukannya gak peka, atau memang dari awal Souta cuma dijadikan . Kaoruko yang keliatan benci banget dengan Saeko, bukan cemburu, dia cuma sebel dengan kebegoan Souta. Aku juga sebel, but it just annoying liat Kaoruko sinis ke Saeko saat mengirim wedding cake.
Ada yang menarik dan lucu, Souta yang suka berbicara dalam hati, bagaimana perasaan yang sesungguhnya. Dannn, hobinya membayangkan sesuatu yang agak 18+ juga cukup lucu. Walau aku masih agak kaku liat Ishihara Satomi yang selama ini aku tahu selalu unyu dan cute harus beradegan sedikit 'dewasa'.
Overall, episode pertama ini kurang nampol, tapi ada beberapa yang aku suka. Yang bikin sedikit kecewa juga kurang detailnya Souta jadi seorang Chocolatier. Memang dilihatin proses awal bikin coklat, but I want some more. Well, gapapa juga sih kalo nanti memang cuma segitu-segitu aja. Toh judulnya seorang pembuat coklat yang patah hati. Itu sudah cukup seksi menurutku haha. Writer dorama ini sama dengan yang menulis Rich Man Poor Woman. Jadi aku juga berharap banyak ini kurang lebih sama. Awalnya dulu kurang berbobot, tapi makin lama makin addicting. I hope it goes the same for Chocojun (temenku memendekkan dorama ini jadi chocojun, which is okay karena ngetiknya cepet).
SHITSUREN CHOCOLATIER
EPISODE 1 RECAP:
Koyurugi Souta (MatsuJun) lebih muda setahun dengan kekasih yang ia cintai sejak SMP, si cantik Takahashi Saeko (Ishihara Satomi). Souta yang sangat tergila-gila dengan Saeko saat itu berkencan di sebuah toko coklat terkenal, Treluyer . Mereka menikmati sekotak coklat L'atelier de Bonheur dari Paris. Yap, tolong baca itu tadi dengan logat Prancis. Saeko yang membawakan coklat itu, ia dapat dari seorang teman yang pulang dari Prancis. Saat itu tahun 2007.
Nampaknya Souta sangat mengerti coklat, bagaimana teksturnya, rasa, dan semuanya. Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Yah, Souta masih ingat bagaimana ia ketemu dengan Saeko. Bertabrakan di gerbang sekolah, Souta langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Saeko yang lebih senior satu tahun. Ia sangat menyukai Saeko yang sangat cantik dan populer di sekolah, saking cantiknya, Saouta sadar tak ada harapan untuk mendapatkan Saeko. Ia ibaratkan Saeko adalah peri cantik yang baik hati.
Saeko gadis populer yang sering gonta-ganti pasangan. Terlalu sering. Dan cowoknya selalu juga yang terpopuler di sekolah. Tahu bahwa tak ada harapan, Souta punya strategi lain. Ia dekati tiap cowok Saeko untuk dijadikan teman. Ia rela saja disuruh-suruh Saeko. Ia juga ikut apapun kegiatan ekstra kurikuler Saeko. Ia tahu semua tentang Saeko. Apapun dilakukan untuk Saeko. Penonton gak usah bingung dia ini seorang manusia atau anjing lucu yang selalu nurut majikannya. Lebih jauh lagi, Saeko sama sekali ga sadar dengan kehadiran Souta.
Hingga suatu waktu, sebuah keajaiban datang. Saeko yang bersedih karena putus dengan sang pacar, mau menerima Souta. Souta senang bukan kepalang. Mereka pertama kali berciuman di malam natal. 2 bulan berlalu, dan itu saja progres yang Souta dapat dari pacaran dengan Saeko. Ia tetap seekor puppy milik Saeko.
Souta punya target baru, Hari Valentine. Ia berharap ada perkembangan baru pada hubungannya. Namun Saeko tak bisa diajak pada tanggal 14 Februari. Tentu bagi Souta, tanggal 13 pun tak mengapa. Souta tahu Saeko adalah penggemar coklat. Ia akan buatkan sekotak coklat buatan sendiri di Hari Valentine. Kebetulan ayah Souta adalah pemilik toko kue. Ia punya akses tak terbatas di dapur dengan alat dan bahan yang dibutuhkan. Souta punya bakat membuat coklat sejak dulu. Entah karena sang ayah adalah pembuat kue, saat bikin coklat, ia seperti tahu apa yang harus dibuatnya. Untuk Saeko, ia akan buatkan semua jenis coklat kegemaran gadis itu.
Hari Valentine. Saeko kaget dengan sekotak coklat dari Souta. Coklat-coklat itu kelihatan lezat, kelihatan sempurna. Saking sempurnanya, Saeko tak mampu menerima. Si polos Souta tak mengerti. Saeko akhirnya mengaku, selama ini ia masih berhubungan dengan pacarnya. Waktu itu, Saeko ditinggal LDR. Ia berpikir tak akan bisa meneruskan hubungan lagi, makanya ia terima saja Souta. You one cute little bitch. Souta harus mencerna pernyataan itu, ia tahu tapi pura-pura tak tahu. Ia tahu, Saeko kadang sedikit bau rokok, kekasihnya seorang perokok. Souta juga tahu, tanggal 14 besok Saeko ngedate dengan kekasihnya. "Jadi selama ini aku diselingkuhi?" pikir Souta. Dalam hati ia tak terima, tapi sengan begitu polosnya ia terima saja kenyataan itu. Bahkan saat Souta jelasin kalau meraka sudah berciuman, Saeko bereaksi, "tapi kita ga melakukan seks". Er.. okay kalau itu jadi tolak ukurmu. Souta tak apa dicurangi. Yang penting bisa dekat Saeko. Duh, stupid sekali bocah ini.
Saeko mengakhiri hubungan mereka. Well, Souta yang akhirnya mengerti, ingin Saeko tetap menerima coklat pemberiannya. Entah dibuang, atau diapakan. Setidaknya coklat yang disukai Saeko bisa diterima. Poor heartbroken Souta.
Pergi ke Prancis
Patah hati justru membuat Souta pergi ke Prancis belajar jadi seorang chocolatier. Ia bertekad akan jadi pakar di bidang coklat demi Saeko. Well, that's a good thing. Bisa jadi motivasi baik. Seperti yang aku suka dari dorama dorama Jepang lain yang gak bertele-tele dalam menghadirkan plot, Souta dengan mudah dapat pekerjaan di toko coklat tersohor dunia, L'atelier de Bonheur di Prancis dengan bantuan dari seorang keturunan Jepang-Prancis, Olivier Treluyer (Mizobata Junpei), anak dari pemilik toko coklat terkenal, Treluyer. Jangan tanya kenapa namanya itu ya. Hanya sang mangaka dan Tuhan yang tahu. Tentu karena bapaknya dia seorang Prancis sih.
Dan dalam waktu 6 tahun, Souta sukses jadi seorang chocolatier, namanya dicetak di semua majalah kuliner, tampil di televisi. Ia berencana pulang ke Jepang untuk buka toko coklatnya sendiri. So sexy hehe. Dengan mendompleng (in a good way) nama Bonheur, ia terkenal di Jepang sebagai seorang Pangeran Coklat. Wow, nomer 2 terseksi setelah Willy Wonka.
Tentu selain memang ingin menjadi chocolatier sukses, Souta berharap Saeko akan datang padanya. Ia ingin Saeko merasa menyesal telah mendepaknya. Saeko pun datang ke toko Souta yang akan dibuka (eks-toko kue ayahnya, entah kenapa si bapak membolehkan tokonya dirombak). Aku cukup kagum dengan reaksi cool Souta saat ketemu Saeko setelah 6 tahun. Ia jadi seorang pria berwibawa. Well, itu cuma sebentar doank haha. Setelah Saeko pergi (ia menyatakan kagumnya dan ingin ketemu lagi), Souta balik jadi seekor puppy Saeko seperti dulu.
Menurut Souta, semuanya berjalan lancar. Terlalu lancar. Ia tak mengira Saeko segera ingin kembali padanya. Dengan tampang sok coolnya, ia ketemu dengan Saeko di sebuah restoran: hanya untuk mengetahui bahwa Saeko sebenarnya ingin Souta membuatkan kue pernikahannya. Lengkap dengan coklat dan kue-kue untuk desert di acara. Huwow, sesaat aku takut Souta tiba-tiba jadi heboh seperti Valentine waktu itu. Tapi ia cukup bisa menahan diri. Dan ia mau bikinin kuenya.
Protes datang dari seorang teman lama Souta yang juga pegawai toko ayahnya, Inoue Kaoruko (Mizukawa Asami). Sudah ditolak berkali-kali kenapa masih mau bikinin kue nikahan. Dari sisi ornag lain memang keliatan murahan sekali (ini berlaku untuk Saeko juga), yahh namanya juga cinta. Bagaimanapun juga, menurut Souta, wedding cake ini adalah sekali seumur hidup yang akan dimakan Saeko. Souta tak akan membiarkan orang lain yang bikinin. Dan dari sisi marketing pun, hal ini akan nguntungin toko baru Souta.
Jadi begitulah, Souta mencurahakan segalanya untuk membuat wedding cake Saeko. Dibantu dengan Olivier (ia putusin pulang ke Jepang untuk bantu Souta) dan Kaoruko, ia membuat special high quality cake. Yang menarik, Souta yang sebelumnya diinfokan tak datang di pernikahan Saeko, tiba-tiba memberi pidato di acara itu. Bagaimana ia kenal Saeko, suka padanya, mencintainya, bagaimana ia cuma dimanfaatkan namun ikhlas-ikhlas saja, bagaimana ia akhirnya sadar bahwa Saeko bukan lah peri kecil baik hati, tapi seorang wanita jalang yang suka gonta-ganti pacar. Dari sini aku yakin kalo itu semua cuma mimpi, dan benar saja. Ia terbangun di kamar agak syok dengan apa yang dimimpikannya.
Saeko menelepon Souta, ia dengar Souta pingsan karena kelelahan bikin kue (gosip ini datang dari Kaoruko), Souta meyakinkan Saeko kalau ia cuma kecapekan. Oh, jeez. Move the fuck on, you two.
Dorama ini diakhiri dengan pikiran dari Souta dan Kaoruko. Olivier menebak bahwa Kaoruko menyukai Souta. Tapi Kaoruko menjelaskan bahwa ia mengenal Souta sejak lama, ia tahu Souta punya bakat jadi chocolatier, bagaimana Souta menilai kelembutan coklat cair hanya dari jauh. I guess, she adores him. Tapi tak menutupi kalo feeling itu nanti berkembang di episode-episode mendatang.
Souta pada akhirnya memang tak bisa move on dari Kaoruko. Ia ingin membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa itu lebih lama, ia juga akan membiarkan dirinya disakiti lagi dan lagi oleh Saeko. Ia akan mencintainya terus, hingga hatinya akan muak, lalu membencinya. Jadi biarlah, Souta tak mengapa.
Nama toko coklat Souta dusah diputuskan. Choco la vie. La vie berarti hidup. It's a good name, I love it.
SHITSUREN CHOCOLATIER EPISODE 1 END
Komentar:
Seperti yang aku bilang sebelumnya, episode pertama kurang greget. Bukan berarti gak suka, aku sendiri mutusin untuk lanjut nonton Shitsuren Chocolatier. Preview episode selanjutnya juga cukup menarik. Aku yakin akan lebih oke ketimbang episode satu yang cuma dipenuhi intro. Tapi yang aku suka, dorama gak perlu waktu lama untuk menentukan jalan cerita sebuah serial ini bakal kemana.
Ada beberapa karakter yang bikin aku gemes dan sebel. Seperti Saeko, she's all cute tapi ketidakpekaannya pada Souta itu yang hampir bikin aku capek liat karakternya. Atau sebenernya dia ini bukannya gak peka, atau memang dari awal Souta cuma dijadikan . Kaoruko yang keliatan benci banget dengan Saeko, bukan cemburu, dia cuma sebel dengan kebegoan Souta. Aku juga sebel, but it just annoying liat Kaoruko sinis ke Saeko saat mengirim wedding cake.
Ada yang menarik dan lucu, Souta yang suka berbicara dalam hati, bagaimana perasaan yang sesungguhnya. Dannn, hobinya membayangkan sesuatu yang agak 18+ juga cukup lucu. Walau aku masih agak kaku liat Ishihara Satomi yang selama ini aku tahu selalu unyu dan cute harus beradegan sedikit 'dewasa'.
Overall, episode pertama ini kurang nampol, tapi ada beberapa yang aku suka. Yang bikin sedikit kecewa juga kurang detailnya Souta jadi seorang Chocolatier. Memang dilihatin proses awal bikin coklat, but I want some more. Well, gapapa juga sih kalo nanti memang cuma segitu-segitu aja. Toh judulnya seorang pembuat coklat yang patah hati. Itu sudah cukup seksi menurutku haha. Writer dorama ini sama dengan yang menulis Rich Man Poor Woman. Jadi aku juga berharap banyak ini kurang lebih sama. Awalnya dulu kurang berbobot, tapi makin lama makin addicting. I hope it goes the same for Chocojun (temenku memendekkan dorama ini jadi chocojun, which is okay karena ngetiknya cepet).